Pages

Monday, March 31, 2014

Proses Riset Bisnis

Proses riset bisnis menggunakan seperangkat operasi yang membantu seorang peneliti dalam mengumpulkan, mencatat serta menganalisa data secara sistematik dalam upaya membantu memecahkan masalah-masalah pembuatan keputusan penting dalam bisnis. Proses riset bisnis melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
  1. Identifikasi dan Formulasi Masalah: Identifikasi menyangkut kesadaran adanya masalah yang tidak diinginkan yang muncul di perusahaan. Formulasi menyangkut proses mempersempit persoalan menjadi lebih khusus dan layak untuk diteliti.
  2. Pengujian nilai informasi penelitian: Menyangkut apakah hasil penelitian akan memberi manfaat maksimal dalam proses pengambilan keputusan.
  3. Pembuatan proposal penelitian: Proposal merupakan perencanaan sistematis semua kegiatan penelitian yang akan dikerjakan oleh peneliti.
  4. Penentuan desain penelitian: Desain penelitian merupakan alat untuk memperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian itu sendiri.
  5. Penentuan prosedur koleksi data: prosedur koleksi data akan menuntun peneliti untuk mendapatkan data yang akurat dan sesuai dengan kebutuhan.
  6. Penentuan prosedur analisa: Prosedur analisa merupakan penentuan alat dan cara analisa yang sesuai dengan jenis data dan tujuan penelitian.
  7. Laporan dan evaluasi hasil penelitian
 http://jsarwono.psend.com/prosesrisbis.html

Sunday, March 9, 2014

Budidaya Tanaman Jahe


Cuaca yang dingin menusuk tulang menjadi alasan utama seseorang untuk mencari penghangat (penghangat yang sebenarnya : red). Selain kopi hal yang paling di cari dalam kondisi dingin adalah JAHE. Produk pertanian ini telah banyak beredar baik dalam bentuk olahan pabrik atau pun racikan dari resep-resep tradisional, seperti bandrek, sekoteng, ronde, JAHE susu ataupun wedang JAHE. Menjamurnya warung-warung tenda pinggir jalan terutama yang menjual minuman penghangat, mendorong permintaan yang besar atas JAHE. Selain sebagai minuman JAHE juga di kenal luas sebagai bahan utama obat-obatan, seperti obat masuk angin dan aneka jenis obat gosok. Bukankah sebuah peluang yang cukup besar bagi para petani untuk mendapat porsi dalam memenuhi kebutuhan akan produk pertanian yaituJAHE.
JAHE merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. JAHE berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina. Oleh karena itu kedua bangsa ini disebut-sebut sebagai bangsa yang pertama kali memanfaatkan JAHE terutama sebagai bahan minuman, bumbu masak dan obat-obatan tradisional.
JAHE termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae), se-famili dengan temu-temuan lainnya seperti temu lawak (Cucuma xanthorrizha), temu hitam (Curcuma aeruginosa), kunyit (Curcuma domestica), kencur (Kaempferia galanga), leng kuas (Languas galanga) dan lain-lain.
Nama daerah JAHE antara lain halia (Aceh), beeuing (Gayo), bahing (Batak Karo), sipodeh (Minangkabau), jahi (Lampung), JAHE (Sunda), jae (Jawa dan Bali), jhai (Madura), melito (Gorontalo), geraka (Ternate), dsb.
URAIAN TANAMAN TANAMAN JAHE
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Species : Zingiber officinale
CIRI-CIRI MORFOLOGIS JAHE
Terna berbatang semu, tinggi 30 cm sampai 1 m, rimpang bila dipotong berwarna kuning atau jingga. Daun sempit, panjang 15 – 23 mm, lebar 8 – 15 mm ; tangkai daun berbulu, panjang 2 – 4 mm ; bentuk lidah daun memanjang, panjang 7,5 – 10 mm, dan tidak berbulu; seludang agak berbulu.
Perbungaan berupa malai tersembul dipermukaan tanah, berbentuk tongkat atau bundar telur yang sempit, 2,75 – 3 kali lebarnya, sangat tajam ; panjang malai 3,5 – 5 cm, lebar 1,5 – 1,75 cm ; gagang bunga hampir tidak berbulu, panjang 25 cm, rahis berbulu jarang ; sisik pada gagang terdapat 5 – 7 buah, berbentuk lanset, letaknya berdekatan atau rapat, hampir tidak berbulu, panjang sisik 3 – 5 cm; daun pelindung berbentuk bundar telur terbalik, bundar pada ujungnya, tidak berbulu, berwarna hijau cerah, panjang 2,5 cm, lebar 1 – 1,75 cm ; mahkota bunga berbentuk tabung 2 – 2,5 cm, helainya agak sempit, berbentuk tajam, berwarna kuning kehijauan, panjang 1,5 – 2,5 mm, lebar 3 – 3,5 mm, bibir berwarna ungu, gela p, berbintik- bintik berwarna putih kekuningan, panjang 12 – 15 mm ; kepala sari berwarna ungu, panjang 9 mm ; tangkai putik 2mm.

JENIS TANAMAN

JAHE dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan ukuran, bentuk dan warna rimpangnya. Umumnya dikenal 3 varietas JAHE, yaitu :
  1. JAHE putih/kuning besar atau disebut juga JAHE gajah atauJAHE badak Rimpangnya lebih besar dan gemuk, ruas rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietas lainnya. Jenis JAHE ini bias dikonsumsi baik saat berumur muda maupun berumur tua, baik sebagai JAHE segar maupun JAHEolahan.
  2. JAHE putih/kuning kecil atau disebut juga JAHE sunti atau JAHE emprit Ruasnya kecil, agak rata sampai agak sedikit menggembung. JAHE ini selalu dipanen setelah berumur tua. Kandungan minyak atsirinya lebih besar dari pada JAHE gajah, sehingga rasanya lebih pedas, disamping seratnya tinggi. JAHE ini cocok untuk ramuan obat-obatan, atau untuk diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya.
  3. JAHE merah Rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil dari pada JAHE putih kecil. sama seperti JAHE kecil, JAHE merah selalu dipanen setelah tua, dan juga memiliki kandungan minyak atsiri yang sama dengan JAHE kecil, sehingga cocok untuk ramuan obat-obatan.
Rimpang JAHE dapat digunakan sebagai bumbu masak, pemberi aroma dan
rasa pada makanan seperti roti, kue, biskuit, kembang gula dan berbagai
MANFAAT TANAMAN
1) JAHE tumbuh baik di daerah tropis dan subtropis dengan ketinggian 0- 2.000 m dpl.
JAHE juga dapat digunakan pada industri obat, minyak wangi, industri jamu tradisional, diolah menjadi asinan JAHE, dibuat acar, lalap, bandrek, sekoteng dan sirup. Dewasa ini para petani cabe menggunakan JAHE sebagai pestisida alami.

Dalam perdagangan JAHE dijual dalam bentuk segar, kering, JAHE bubuk dan awetanJAHE. Disamping itu terdapat hasil olahan JAHE seperti: minyak astiri dan koresin yang diperoleh dengan cara penyulingan yang berguna sebagai bahan pencampur dalam minuman beralkohol, es krim, campuran sosis dan lain-lain.
Adapun manfaat secara pharmakologi antara lain adalah sebagai karminatif (peluruh kentut), anti muntah, pereda kejang, anti pengerasan pembuluh darah, peluruh keringat, anti inflamasi, anti mikroba dan parasit, anti piretik, anti rematik, serta merangsang pengeluaran getah lambung dan getah empedu.

Source  :  binaukm.com

Peluang Usaha Lainnya  :

Monday, March 3, 2014

Usaha Bawang Goreng


Mempunyai suatu usaha bukan berarti kita harus memulai segala sesuatunya dengan yang serba sulit dan dengan modal yang besar. Seandainya Anda seorang karyawan atau ibu rumahtangga sekalipun, meskipun dengan daftar pekerjaan Anda sudah cukup panjang tetapi bukan berarti tidak boleh memiliki usaha sampingan. Jenis usaha yang tepat adalah usaha yang tidak memerlukan waktu pengerjaan yang lama dan proses yang rumit. Bahan dan cara pengolahan yang sederhana, namun demikian tingkat kebutuhan pasarnya cukup tinggi. Salah satu peluang usaha yang dapat dijadikan alternatif adalah Usaha Pembuatan Bawang Goreng atau bawang goreng siap pakai dalam kemasan. Mungkin sebagian besar orang mempunyai anggapan usaha pembuatan bawang goreng kurang menarik. Namun jangan jika kita perhatikan lebih jauh hampir sebagian besar penjual makanan menggunakan bawang goreng sebagai pelengkap makanannya, sebut saja tukang baso, penjual gado-gado dsb, rata-rata mereka memilih membeli jadi bawang goreng sebagai pelengkap dagangannya. Belum lagi banyak juga ibu-ibu rumah tangga yang merasa lebih praktis menggunakan bawang goreng yang sudah jadi. Nah semakin nyata bukan peluang usaha ini untuk ditekuni lebih lanjut.
Ketika Anda sudah mulai tertarik untuk menekuni bisnis Pembuatan Bawabg Goreng ini, ada baiknya dilakaukan pesiapan-pesiapan yang matang. Dengan bahan baku yang dengan mudah diperoleh dipasaran dan peralatan yang cukup disediakan dari dapur rumah Anda, usaha ini sudah siap untuk dijalankan. Hampir semua orang terutama kaum perempuan bisasa membuat bawang goreng, namun demikian berikut ulasan singkat cara pembuatan bawang goreng.
BAHAN
Sebagai bahan utamanya adalah bawang merah, sebaiknya dipilih bawang ukuran besar atau sedang sehingga memudahkan dalam pemotongannnya serta menjaga tampilan akhir bawang goreng yang dihasilkan. Sedangkan sebagai bahan campuran/pendukung diperrlukan Tepung Terigu, Tapioka, Minyak goreng serta garam dapur.
PERALATAN
  • Pisau dan talenan. Alat ini digunakan untuk mengiris umbi bawang merah. Atau untuk lebih praktisnya menggunakan Alat pengiris yang banyak tersedia dipasaran, ada yang manual juga tersedia alat yang sudah dilengkapi dengan listrik sehingga proses pengirisan lebih mudah dan cepat serta hasilnya lebih rapih dan seragam.
  • Baskom. Alat ini digunakan untuk menampung hasil irisan.
  • Wajan atau penggorengan. Alat ini digunakan untuk menggoreng irisan bawang.
  • Kompor
  • Peniris. Alat ini digunakan untuk meniriskan minyak irisan bawang yang baru selesai digoreng. Untuk itu dapat digunakan tampah dan besek anyaman jarang, atau wadah plastik yang berlobang-lobang. Penirisan akan lebih efektif jika menggunakan mesin peniris sentrifugal.
  • Botol kaca bermulut lebar dengan penutup ulir. Botol ini digunakan untuk mengemas bawang goreng.
  • Kantung plastik. Alat ini juga digunakan untuk mengemas bawang goreng. Kantung yang digunakan sebaiknya dari jenis plastik polietilen.
  • Sealer listrik. Alat ini digunakan untuk menutup kantong plastik sehingga tetap garing dan renyah (tahan lebih lama).

    CARA PEMBUATAN
    1. Proses awal pembuatan bawang goreng ini adalah bawang merah dikupas, dan pangkal umbi dibuang, kemudian bawang dicuci sampai bersih.
    2. Sebagai bahan pendukung, Tepung terigu dicampur dengan tapioka sampai rata. Tiap 150 gram tapioka dicampur dengan 175 gram terigu. Campuran ini disebut tepung campuran.
    3. Proses berikutnya, bawang diiris/dipotong tipis membujur (tebal ± 2 mm), kemudian dimasukkan ke dalam baskom, dan ditambah dengan tepung campuran. Baskom digoyang-goyang sampai bahan tercampur rata. Sebagai patokan, setiap 1 kg irisan bawang dicampur dengan 65 gram tepung campuran. Hasil campuran irisan bawang dengan tepung disebut irisan bawang bertepung.
    4. Irisan bawang bertepung segera digoreng di dalam minyak panas ( suhu 170C) selama 10 menit sampai garing dan berwarna kuning kecoklatan. Setelah itu bawang ditiriskan dan didinginkan.
    5. Bawang goreng yang telah dingin dikemas di dalam kemasan tertutup rapat. Sebagai kemasan dapat digunakan kantong plastik, atau botol kaca bermulut lebar dengan penutup ulir.

    Proses pengemasan bawang goreng disini sangatlah penting untuk diperhatikan. Dengan pengemasan yang baik , kulitas bawang goreng yang dihasilkan tetap terjaga, yaitu kering dan renyah (tidak lembek). Selanjutnya bawang goreng siap dipasarkan.


    Peluang Usaha Lainnya :

Saturday, March 1, 2014

Mengenal Penyakit Hiperbilirubinemia Pada Bayi

Hiperbilirubinemia merupakan kenaikan tingkat bilirubin pada bayi. Ketika tubuh bayi mengganti sel-sel darah merah dan jaringan tubuh lainnya dengan yang baru, maka hasil pembuangan dari proses ini biasanya akan dihilangkan oleh hati/liver. Bilirubin termasuk salah satu hasil pembuangan tersebut.

Latar Belakang Terjadinya Hiperbilirubinemia

Ketika bayi Anda masih berada dalam rahim (masih dalam bentuk janin), maka tugas membuang bilirubin dari darah janin dilakukan oleh plasenta. Hati/liver si janin tidak perlu membuang bilirubin.

Ketika bayi Anda lahir, maka tugas ini langsung diambil alih oleh hati/liver-nya. Karena liver-nya belum terbiasa melakukannya, maka jangan kaget jika ternyata ia memerlukan beberapa minggu untuk penyesuaian.

Selama liver bayi Anda bekerja keras untuk menghilangkan bilirubin dari darahnya, tentu saja jumlah bilirubin yang tersisa akan terus menumpuk di tubuhnya. Karena bilirubin berwarna kuning, maka jika jumlahnya sangat banyak, ia dapat “menodai” kulit dan jaringan-jaringan tubuh lainnya yang dimiliki oleh bayi Anda.

Kapan Hiperbilirubinemia Menjadi Berbahaya?

Untuk tingkat bilirubin rendah atau menengah, akibat yang terjadi adalah berubahnya warna kulit bayi Anda menjadi kuning. Sedangkan tingkat bilirubin yang tinggi bisa berbahaya, karena ia bisa masuk ke sel-sel otak bayi dan merusaknya.

Untuk mencegah hal ini terjadi, sangatlah bijaksana untuk mengontrol terus tingkat bilirubin bayi yang terkena Hiperbilirubinemia.

Apa yang Bisa Anda Lakukan?

Pada tingkat akumulasi bilirubin yang masih rendah, Anda cukup memberikan asupan air yang lebih kepada bayi Anda dan memberikan fototerapi (atau biasanya dengan berjemur di panas matahari pagi).

Pada tingkat akumulasi bilirubin yang sudah sangat tinggi, mungkin diperlukan adanya transfusi darah, untuk “menukar” darah bayi yang mengandung bilirubin tinggi tersebut dengan darah orang dewasa dengan tingkat bilirubin yang rendah.

Biasanya kondisi Hiperbilirubinemia ini lebih banyak ditemukan pada bayi prematur, namun biasanya dapat diatasi hanya dengan memperbanyak asupan air dan fototerapi.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...