BAB I PENDAHULUAN  1.1              Latar Belakang Perubahan ekonomi dalam era globalisasi saat ini perkembangan  ekonominya mengalami perubahan yang cukup signifikan. Dan seiring dengan  perkembangan teknologi pada saat ini maka dunia usahapun ikut  berkembang pula dan makin banyak pula perusahaan yang muncul, terlebih  lagi perusahaan yang sudah go publik. Hal tersebut menyebabkan setiap  perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai laba semaksimal mungkin atau  setinggi – tingginya. Sehubungan dengan hal tersebut diperlukan  manajemen keuangan dalam menghitung hasil operasional perusahaan dan  analisa – analisa keuangan yang telah dicapai perusahaan dalam kurun  waktu tertentu. Dalam upaya menambah dana kegiatan operasionalnya untuk  perusahaan yang sudah go public dapat diperoleh melalui penjualan saham  kepada para investor. Media yang dapat digunakan perusahaan dalam  menjual saham yang dimilikinya pada publik adalah pasar modal. Pasar  modal berguna untuk mempertemukan pihak – pihak yang memerlukan dana  jangka panjang dengan pihak yang memiliki dana. Kegiatan pasar modal  adalah kegiatan investasi, yaitu kegiatan menanamkan modal baik langsung  maupun tidak langsung dengan harapan pada waktunya nanti pemilik modal  mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut.  Bagi para investor, melalui pasar modal mereka dapat memilih obyek  investasi yang tepat dengan beragam tingkat pengembalian dan tingkat  risiko yang dihadapi, sedangkan bagi para penerbit (emiten) melalui  pasar modal mereka dapat mengumpulkan dana jangka panjang untuk  menunjang kelangsungan usaha mereka
 Dan sudah selayaknya setiap perusahaan harus memiliki laporan  keuangan yang bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut  posisi keuangan perusahaannya, perubahan posisi keuangan, dan aktifitas  operasi perusahaan yang bermanfaat untuk mengambil keputusan. Modal akan  selalu berputar dalam jangka waktu pendek untuk mendapatkan suatu laba  dari kegiatan organisasinya. Namun, beberapa bagian dari modal yang  tersedia dapat digunakan untuk memenuhi kewajiban perusahaan kepada  pihak kreditur dan para investor.  Laporan keuangan menunjukkan posisi  keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan dalam mendapatkan keuntungan.  Di dalam neraca kita dapat mengetahui berapa besar kekayaan atau asset  yang dimiliki oleh perusahaan yang berada pada sisi aktiva, dan kita  dapat melihat sisi pasiva untuk mengetahui dari mana dana – dana yang  terdapat dalam aktiva.
 Investor akan melakukan analisis laporan terlebih dahulu sebelum  melakukan investasi. Salah satu cara yang dapat dilakukan investor dalam  melakukan analisis yaitu dengan cara menganalisis laporan keuangan  yakni : neraca, laporan perubahan modal dan laporan laba – rugi yang  disajikan oleh perusahaan yang bersangkutan guna mengetahui kondisi dan  perkembangan suatu perusahaan tersebut. Untuk mengukur posisi keuangan  suatu perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan rasio – rasio  keuangan. Diantaranya Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, dan Rasio  Profitabilitas. Agar investor dapat membuat keputusan yang rasional  dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi.
 Rasio Likuiditas adalah rasio yang menunjukkan tingkat kemampuan  perusahaan untuk membayar hutang – hutang jangka pendek yang dimiliki.  Apabila perusahaan dinilai memiliki cukup kemampuan untuk memenuhi  kewajiban jangka pendeknya, maka perusahaan tersebut dapat disebut  likuid. Sebaiknya jika perusahaan dalam keadaan tidak mampu memenuhi  kewajiban jangka pendeknya maka perusahaan tersebut dikatakan ilikuid.  Selain rasio likuiditas, rasio keuangan juga dapat diukur dengan  menggunakan rasio solvabilitas.
 Rasio Solvabilitas digunakan untuk memberikan gambaran mengenai  kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya apabila  perusahaan tersebut dilikuidasikan. Suatu perusahaan yang solvable  berarti bahwa perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang  cukup untuk membayar semua hutang – hutangnya.
 Rasio Profitabilitas digunakan untuk mengukur laporan keuangan yang  dapat menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama  kurun waktu tertentu. Dengan menggunakan rasio profitabilitas ini  kreditur dapat melakukan penilaian terhadap perkembangan perusahaan yang  akan diberikan kredit pada waktu yang akan datang.
 Analisis dalam laporan keuangan merupakan proses yang penuh  pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan  hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan  untuk menentukan prediksi yang mungkin mengenai kondisi dan kinerja  perusahaan pada masa yang akan datang. Pentingnya analisis Likuiditas,  solvabilitas dan profitabilitas bagi suatu perusahaan yaitu untuk  mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut apakah lebih baik dari  tahun – tahun sebelumnya atau justru mengalami kerugian. Dan investor  dapat mengamati kinerja keuangan dengan mengevaluasi dan proyeksi harga  saham. Apabila keuntungan yang diperoleh perusahaan tersebut baik, maka  investor tidak akan ragu untuk membeli saham perusahaan tersebut.
 Untuk itu penulis ingin mengetahui apakah ada pengaruhnya dari  kemampuan – kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya  yang harus dipenuhi dari aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap harga  saham yang akan dibeli oleh investor. Maka dari itu investor dapat  menilai kinerja perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang  terdapat dalam laporan keuangan dengan menggunakan alat analisis laporan  keuangannya dengan membandingkan dengan harga saham yang akan dibeli  investor.
 Berdasarkan uraian di atas yang menjelaskan bahwa Rasio Likuiditas,  Rasio Solvabilitas, dan Rasio Profitabilitas sangat penting bagi pihak  intern maupun ekstern  perusahaan dan untuk mengukur kemampuan  perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dalam memperoleh laba maka  penulis ingin mengetahui mengenai kinerja perusahaan PT. Gudang Garam,  Tbk  dengan meneliti mengenai apakah ada pengaruh rasio profitabilitas  terhadap harga saham. Jika ketiga rasio tersebut berpengaruh maka  investor dapat mempertimbangkan dalam berinvestasi atau membeli saham  perusahaan tersebut berdasarkan rasio – rasio keuangan perusahaan yang  bersangkutan. Oleh karena itu penulis memberi judul
“ANALISIS  PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS, DAN RASIO PROFITABILITAS  TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT. GUDANG GARAM, TBK.”  1.2              Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diketahui di atas, bahwa setiap  perusahaan memiliki laporan keuangan yang digunakan sebagai sarana  informasi yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan dan aktivitas  perusahaan yang bermanfaat untuk mengambil keputusan. Maka penulis  bermaksud untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan rasio  likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas. Dari rumusan  di atas maka adapun masalah yang akan di ambil dalam penelitian ilmiah  ini yaitu sebagai berikut : 
- Bagaimana  pengaruh rasio likuiditas terhadap harga saham PT. GUDANG GARAM,TBK.?
- Bagaimana pengaruh rasio solvabilitas terhadap harga saham PT. GUDANG GARAM,TBK ?
- Bagaimana pengaruh rasio profitabilitas terhadap harga saham PT. GUDANG GARAM, TBK ?
- Bagaimana pengaruh ketiga rasio tersebut terhadap harga saham PT. GUDANG GARAM,TBK ?
1.3              Batasan MasalahDalam penulisan ini penulis akan  membatasi penulisan pada pada rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan  rasio profitabilitas untuk periode 2004– 2011 per triwulan, karena  ketiga indikator tersebut merupakan  pengukur kinerja keuangan dan  kemampuan perusahaan. Sehingga penulisan tidak menyimpang dan agar lebih  terperinci.    
1.4              Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan batasan masalah di atas, ada pun tujuan dari penelitian ini yakni : 
- Untuk mengetahui pengaruh rasio likuiditas terhadap harga saham PT. GUDANG GARAM,TBK ?
- Untuk mengetahui pengaruh rasio solvabilitas terhadap harga saham PT. GUDANG GARAM, TBK ?
- Untuk mengetahui pengaruh rasio profitabilitas terhadap harga saham PT. GUDANG GARAM, TBK ?
- Untuk mengetahui ketiga indikator tersebut bagaimana pengaruhnya terhadap harga saham sekaligus pada PT. GUDANG GARAM, TBK ?
1.5              Manfaat Penelitian 1.5.1        Manfaat Akademis Dengan penelitian ini, diharapkan dapat menambah pemahaman bagi  penulis tentang materi yang diambil. Dan bagi pembacasetelah membaca  penulisan ilmiah ini, diharapkan dapat memberikan nilai tambah khususnya  dalam menganalisa rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio  profitabilitas dalam menentukan apakah terdapat pengaruh atau tidak  terhadap harga saham. Dan dapat menjadi informasi dan bahan perbandingan  bagi penulis sejenis, agar tulisan ini dapat lebih disempurnakan. 
1.5.2         Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk pengambilan keputusan yang  akan di ambil dari laporan keuangan tersebut, terutama yang diperoleh  dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas  Serta diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan pertimbangan bagi  perusahaan atau manager dalam melakukan pengelolaan likuiditas,  solvabilitas dan profitabilitas. Serta bagi para investor dan para  pelaku pasar modal dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan  keputusan berinvestasi.   
1.6              Metode Penelitian Untuk memperoleh kesimpulan yang objektif, maka penulis melakukan  berbagai macam cara untuk mengumpulkan data – data yang dapat mendukung  penelitian dengan menggunakan beberapa metode sebagai berikut : 
1.6.1        Objek Penelitian Objek yang diteliti adalah PT. GUDANG GARAM, TBK yaitu bergerak dalam  bidang rokok yang terkemuka dengan kegiatan operasinya yang sangat  laris dipasaran. 
1.6.2        Data / Variabel Data sangat bermanfaat dalam suatu penelitian karena dapat memberikan  informasi tentang suatu keadaan, sekaligus sebagai dasar objektif dalam  proses pembuatan keputusan. Data yang digunakan dalam penelitian kali  ini adalah data perusahaan PT. GUDANG GARAM, TBK beserta laporan  keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi serta harga saham dari  tahun 2004 sampai dengan tahun 2011 per triwulan. Dalam penelitian kali  ini digunakan metode penelitian pengujian hipotesis untuk menjelaskan  pengaruh rasio likuiditas sebagai variabel (X
1), rasio solvabilitas sebagai variabel (X
2) serta rasio profitabilitas sebagai variabel (X
3) dan harga saham sebagai variabel dependen (Y), baik secara parsial maupun simultan. 
1.6.3        Metode Pengumpulan Data / Variabel Dalam pengumpulan data dan informasi diperlukan untuk mendapatkan  informasi, penulis menggunakan internet sebagai media pengumpulan data.  Data yang diperoleh berupa data sekunder, antara lain : data perusahaan,  laporan keuangan dan harga saham yang dapat dilihat melalui website BEI  yakni 
www.idx.co.id , selain itu survey dan mengambil data langsung ke Bursa Efek Indonesia  dan mempelajari referensi dan materi yang didapat penulis selama  mengikuti perkuliahan yang berkaitan dengan penelitian ini. Metode yang  digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif kuantitatif,  yaitu gambaran suatu keadaan yang dikumpulkan dan diklasifikasikan dalam  bentuk angka, sehingga didapat informasi untuk menganalisis masalah  yang diteliti. 
1.6.4        Hipotesis Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh  rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas terhadap  harga saham. Maka dalam pengujian hipotesisnya apabila hipotesis nol  (Ho) ditolak maka hipotesis alternatif (Ha) diterima, begitu pula  sebaliknya. Adapun hipotesis atau dugaan sementara atas penelitian yang  akan dilakukan adalah :
 Hipotesis yang digunakan dalam uji parsial :
 Ho1     : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio likuiditas terhadap harga saham
 Ha1     : Terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio likuiditas terhadap harga saham
 Ho2     : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio solvabilitas terhadap harga saham
 Ha2     : Terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio solvabilitas terhadap harga saham
 Ho3     : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio profitabilitas terhadap harga saham
 Ha3     : Terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio profitabilitas terhadap harga saham    
 Hipotesis yang digunakan dalam uji simultan :
 Ho       : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara rasio  likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas terhadap harga  saham
 Ha       : Terdapat pengaruh signifikan antara rasio likuiditas,  rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas terhadap harga saham 
1.6.5        Alat Analisis Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis deskriptif dan  kuantitatif yang ditampilkan dalam bentuk tabel yang merupakan hasil  dari perhitungan rasio. 
- Uji Normalitas
- Uji Asumsi Klasik
- Analisis Regresi Linier Berganda
- Uji Simultan dengan f test
- Uji Parsial dengan t test
- Analisis Kuantitatif / Akuntansi
- Rasio Likuiditas
- Current Ratio
- Cash Ratio
- Quick Ratio
- Rasio Solvabilitas
- Debt to Asset Ratio
- Debt to Equity Ratio
- Time Interest Earning
- Rasio Profitabilitas
- Net Profit Margin
- Return on Asset
- Rate of Return
1.6.6        SPSS Teknologi sekarang sudah canggih, sehingga sekarang ini dalam  mengolah data statistik cenderung diselesaikan dengan komputer melalui  program-program statistik. Keberadaan program statistik semacam itu  memberikan banyak manfaat dan keuntungan buat para peneliti, seperti  pengerjaaan yang lebih singkat, akurasi hasil perhitungan yang tinggi  dan sebagainya. Salah satu program untuk pengolahan data adalah SPSS.  Sampai saat ini SPSS merupakan program statistik yang paling populer dan  paling banyak dipakai di seluruh dunia. Para peneliti menggunakannya  untuk berbagai keperluan seperti riset pasar maupun untuk menyelesaikan  tugas penelitian seperti skripsi, tesis, disertasi, dan sebagainya.
 SPSS pertama kali dibuat pada tahun 1968 oleh tiga orang mahasiswa  dari Stanford University. Awalnya, SPSS merupakan kependekan dari  Statistical Package for the Sosial Scienceskarena program ini mula-mula  dipakai untuk meneliti ilmu-ilmu sosial. Namun, seiring perkembangannya  dari waktu ke waktu SPSS penggunaannya semakin luas untuk bidang ilmu  seperti bisnis, pertanian, industri, ekonomi, psikologi dan lain-lain  sehingga sampai sekarang kepanjangan SPSS adalah Statistical Product and  Service Solution (Duwi Priyatno, 2008). Dalam penelitian saya SPSS  sangat berguna sekali.
 Namun sebelum dilakukan Uji Regresi linear berganda tersebut harus  dilakukan uji normalitas kemudian dilanjutkan kedalam uji asumsi klasik  yang terdiri dari autokorelasi, multikolinieritas, dan  heteroskedastisitas. Uji asumsi klasik bertujuan agar nilai parameter  penduga tidak biasa. Model regresi yang baik dalam melakukan peramalan  adalah model dengan kesalahan peramalan yang seminimal mungkin. 
- Uji Normalitas Data
Uji normalitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa sampel diambil  dari populasi yang terdistribusi normal. Uji normalitas bertujuan untuk  menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas  keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik  adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Dalam  penelitian ini normalitas data diuji dengan menggunakan uji 
kolmogorov-Smirnov test.  Pengambilan kesimpulan bahwa data terdistribusi secara normal dapat  diketahui dengan melihat signifikansi yang lebih besar dari 0,05. 
 Dari tabel 
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test diperoleh angka probabilitas. 
- Nilai Sig. Atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0.05 distribusi data adalah tidak normal
- Nilai Sig. Atau signifikansi atau nilai probabilitas ≥ 0.05 distribusi data adalah normal
- Uji Asumsi Klasik
1)      Uji Autokorelasi
 Autokorelasi adalah korelasi yang terjadi diantara anggota observasi  yang terletak berderetan. Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui  ada atau tidaknya korelasi yang terjadi antara residual pada satu  pengamatan dengan pengamatan yang lain pada model regresi. Jika terjadi  korelasi, maka dinamakan ada 
problem autokorelasi. Autokorelasi  muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu  sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu)  tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering  ditemukan pada data runtut waktu (
time series) karena  ‘gangguan’ pada individu atau kelompok cenderung mempengaruhi ‘gangguan’  individu atau kelompok yang sama pada periode berikutnya. Model regresi  yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi  (Ghozali, 2009).  Untuk mendeteksi auto korelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson  (DW) dengan ketentuan sebagai berikut :  
- 1.65 < DW < 2.35 maka tidak ada autokorelasi
- 1.21 < DW < 1.65 atau 2.35 < DW < 2.79 maka tidak dapat disimpulkan
- DW < 1.21 atau DW > 2.79 maka terjadi autokorelasi
 2)      Uji Multikolinieritas
 Menurut Ghozali (2005, hal 91), uji multikolinieritas bertujuan untuk  menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi atas variabel  bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya bebas  multikolinieritas atau tidak terjadi korelasi diantara variabel  independen. Uji Multikolinieritas dapat dilihat dari : 
- Nilai Tolerance harus lebih besar dari 0,1 atau;
- Nilai Variance Infaltion Factor (VIF) lebih kecil dari 10
 3)      Uji Heteroskedastisitas
 Dengan melihat grafik plot antara nilai variabel terikat dengan  residual. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk  pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit),  maka mengidentifikasi telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada  pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka  nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas  
- Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi bertujuan untuk menguji hubungan antara satu variabel dengan  variabel lain. Varibel yang dipengaruhi disebut variabel tergantung atau  dependen, sedangkan variabel yang mempengaruhi disebut variabel bebas  atau variabel independen. 
Y = α + β 1 X1 + β2 X2 + β 3 X3+ ℮  Di mana :
 Y            = Harga saham (variabel dependen)
 α             = Konstanta
 X1          = Rasio Likuiditas
 X2          = Rasio Solvabilitas
 X3          = Rasio profitabilitas
 e             = Standar Erorr  
- Uji Simultan dengan F-test
Uji simultan dengan F-test ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh  bersama – sama variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil  F-test menunjukkan variabel independen secara bersama – sama berpengaruh  terhadap variabel dependen jika 
p-value (pada kolom sig.) lebih kecil dari 
level of significant yang ditentukan atau F hitung (pada kolom F) lebih besar dari F tabel. F  tabel dihitung dengan cara df1 = k-1dan df2 = n – k, k adalah jumlah  variabel dependen dan independen.  
- Uji Parsial dengan t-test
T-test ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing –  masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel  independen. Nilai uji t-test dapat dilihat dari 
p-value (pada kolom sig.) pada variabel masing – masing independen, jika 
p-value (pada kolom sig.) lebih kecil dari 
level of significant yang ditentukan atau t hitung ( kolom t) lebih besar dari t tabel (dihitung dari 
two-tailed α = 5% df – k, k merupakan jumlah variabel independen)  
BAB II LANDASAN TEORI  2.1       Laporan Keuangan 2.1.1    Pengertian Laporan Keuangan Media yang dapat digunakan dalam meneliti kondisi kesehatan suatu  perusahaan yaitu laporan keuangan. Dalam laporan keuangan berisi data –  data yang menggambarkan keadaan keuangan suatu perusahaan dalam periode  tertentu, sehingga pihak – pihak yang berkepentingan terhadap  perkembangan suatu perusahaan dapat mengetahui kondisi perusahaan. Pihak  – pihak yang memerlukan laporan keuangan antara lain pihak internal dan  pihak eksternal perusahaan seperti para pemilik perusahaan, para  kreditur, bankers, investor, karyawan, dan pemerintah.
 Suatu proses akuntansi ditandai dengan munculnya laporan keuangan  yang dapat digunakan sebagai media pelaporan atas segala sesuatu yang  terdapat dalam perusahaan pada akhir periode tertentu. Pada dasarnya  laporan keuangan disusun setahun sekali, namun sering pula ditemui ada  perusahaan yang menyusun laporan keuangan tiap tiga bulan sekali bahkan  laporan keuangan disusun setiap bulan sekali.
 Adapun pengertian   laporan keuangan itu sendiri  adalah sebagai berikut : 
- Laporan keuangan  merupakan   media informasi  yang digunakan   oleh  perusahaan yang  bersangkutan  untuk melaporkan  keadaan dan  posisi  keuangannya kepada pihak-pihak   yang  berkepentingan, terutama   bagi  pihak kreditur, investor dan pihak manajemen dari perusahaan itu  sendiri.
- Laporan keuangan  pada dasarnya   adalah   hasil   dari proses   akuntansi  yang digunakansebagai  alat untuk berkomunikasi  antara  data   keuangan  atau aktivitas suatu perusahaandengan  pihak-pihak   yang  berkepentingan  dengan data  atau aktivitas  perusahaan   tersebut.(S. Munawir, 1995).
- Laporan Keuangan adalah laporan yang berisi informasi tentang  kondisi keuangan dari hasil operasi perusahaan pada periode tertentu.  Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK), laporan keuangan meliputi  neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, laporan  arus kas dan catatan laporan keuangan. Laporan keuangan di Indonesia  harus disusun secara akrual, kecuali untuk laporan arus kas.
- Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No1 (2004) merupakan bagian  dari proses pelaporan keuangan yang lengkap dari laporan laba rugi  neraca laporan arus kas laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat  disajikan dalam berbagai cara misal sebagai laporan arus kas atau  laporan arus dana) catatan dan laporan serta materi penjelasan yg  merupakan bagian integral dalam laporan keuangan.
2.1.2    Tujuan Laporan Keuangan Dalam proses akuntansi akan dihasilkan laporan keuangan yan bertujuan  sedemikian rupa agar dapat memenuhi kebutuhan pihak – pihak yang  berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut dalam pengambilan  keputusan ekonomi. Pemilik dan calon pemilik perusahaan ingin mengetahui  bagaimana posisi keuangan perusahaannya di masa yang akan datang.  Tujuan laporan keuangan menurut IAI (2002) : 
- Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu  perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan  keputusan ekonomi.
- Memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian,  laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin  dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara  umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu, dan tidak  diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.
- Menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggung  jawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya, membuat  keputusan ekonomi, keputusan ini mencakup keputusan untuk menahan atau  menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan mengangkat atau  mengganti manajemen.
- Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam  sumber-sumber dan kewajiban, seperti informasi mengenai aktivitas  pembelanjaan dan penanaman.
- Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan  dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan,  seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.
Informasi keuangan memiliki syarat – syarat tertentu yang harus  dipenuhi agar informasi akuntansi yang berbentuk laporan keuangan benar –  benar berkualitas maka informasi tersebut harus memenuhi sepuluh syarat  di bawah ini : 
- Dapat dimengerti, informasi harus dapat dimengerti oleh  pemakainya,dan dinyatakan dalam bentuk dan dengan istilah yang  disesuiakan dengan batas pengertian para pemakai. Untuk itu para pemakai  informasi akuntansi diharapkan memiliki pengetahuan yang memadai  tentang aktivitas ekonomi dan bisnis akuntansi serta kemampuan untuk  mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.
- Relevan, relevansi suatu informasi harus dihubunghkan dengan maksud penggunaanya.Bila informasi tidak relevan untuk keperluan para pangambil  keputusan,informasi demikian tidak akan ada gunanya,betapapun  kualitas-kualitas lainya terpenuhi. Sehingga informasi harus relevan  untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan.  Informasi dapat dikatakan memiliki kualitas relevan jika dapat  mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka  mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa depan dan menegaskan atau  mengoreksi hasil evaluasi kinerja perusahaan di masa lalu.
- Material, informasi dipandang material jika kelalaian atau  kesalahan mencatat informasi tersebut, sehingga dapat mempengaruhi  keputusan ekonomi pemakai yang diambil berdasarkan laporan keuangan.
- Keandalan, informasi harus dapat diuji kebenaranya  oleh para pengukur yang independen dengan menggunakan metode pengukuran  yang sama. Agar bermanfaat, informasi juga harus andal yang berarti  bebas dari pengertian yang menyesatkan seperti kesalahan material dan  juga dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur  dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat  disajikan.
- Jujur, agar loporan keuangannya dapat diandalkan maka  informasi harus menggambarkan dengan jujur dalam mencatat transaksi  serta peristiwa lainnya.
- Substansi mengungguli bentuk, dalam melihat suatu transaksi  tertentu yang diutamakan adalah substansi dari transaksi serta  peristiwa tersebut. Transaksi serta peristiwa lainnya tersebut perlu  dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi,  bukan hanya bentuk hukumnya.
- Netral, informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum  pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak-pihak  tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang  menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan  pihak lain yang mempunyai kepentingan yang berlawanan.
- Tepat waktu, informasi harus disampaikan sedini mungkin  untuk dapat digunakan sebagai dasar untuk membantu dalam pengambilan   keputusan-keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya  pengambilan keputusan tersebut.
- Daya banding, informasi dalam laporan keuangan akan lebih  berguna bila dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode  sebelumnya dari perusahaan yang sama, maupun dengan laporan keuangan  perusahaan-perusahaan lainya pada periode yang sama.
- Lengkap, informasi akuntansi yang lengkap meliputi semua  data akuntansi yang dapat memenuhi secukupnya sembilan tujuan kualitatif  (karakteristik)  diatas dapat juga diartikan sebagai pemenuhan standar  pengungkapan yang memadai dalam pelaporan keuangan.
2.1.3    Jenis – Jenis Laporan Keuangan Dalam Kurun waktu tertentu manajemen suatu perusahaan harus menyusun  dan menyajikan laporan keuangan guna memenuhi kebutuhan para pihak yang  berkepentingan atas suatu perusahaan ini. Mengenai laporan keuangan yang  disajikan dan disusun oleh manajemen sesuai Ikatan Akuntan Indonesia,  (2007) menyatakan  “laporan keuangan yang lengkap terdiri atas  komponen-komponen berikut ini: neraca, laporan laba rugi, laporan  perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.” 
- Neraca (Balance Sheet) 
Pendapat Skousen (2001:41) yang dimaksud dengan neraca adalah  ”laporan sumber-sumber dari suatu perusahaan (harta), kewajiban  perusahaan (hutang), dan perbedaan antara yang dimiliki (harta) dan apa  yang dipinjam (hutang) yang disebut ekuitas”.
 Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta  modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Tujuan neraca  adalah untuk menunjukan posisi keuangan suatu perusahaan, pada suatu  tanggal tertentu biasanya pada waktu dimana buku-buku ditutup dan  ditentukan sisanyapada suatu akhir fiskal atau tahun kalender, sehingga  neraca sering disebut dengan Balance Sheet. Dengan demikian neraca  terdiri dari tiga bagian utama yaitu aktiva, hutang dan modal.
 Neraca adalah   laporan yang sistematis   tentang aktiva, hutang    serta  modal  dari suatu  perusahaan pada suatu  saat tertentu  (Kardiman, 2006).
 Tujuan neraca adalah laporan yang menunjukkan   posisi keuangan    suatu  perusahaan   pada suatu  tanggal tertentu, biasanya pada waktu  dimana  buku-buku ditutup   dan ditentukan  sisanya pada  suatu akhir  tahun fiskal  atau tahun kalender, sehingga  neraca sering   disebut  dengan 
Balance Sheet. Dengan demikian   neraca terdiri   dari tiga bagian   utama yaitu  aktiva,  hutang dan modal.
 A.   Pengertian  Aktiva
 Dalam pengertian aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh  perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan diharapkan dapat  memberikan manfaat ekonomis di masa depan. Manfaat ekonomi masa depan  yang terwujud dalam aktiva adalah potensi dari aktiva tersebut untuk  memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung terhadap arus  kas atau setara kas pada perusahaan. Potensi tersebut dapat berbentuk  suatu yang produktif dan merupakan bagian dari aktivitas operasional  perusahaan (Kardiman, 2006).
 Pada  dasarnya  aktiva  dapat diklasifikasikan  menjadi dua bagian   utama yaitu  aktiva  lancar dan aktiva   tidak  lancar(Kardiman, 2006). 
- Aktiva  lancar
Aktiva  lancar adalah  uang kas dalam aktiva  lainnya  yang dapat   diharapkan   untuk dicairkan  atau  ditukarkan menjadi uang  tunai,  dijual,  atau dikonsumen  dalam periode berikutnya (paling lama satu  tahun atau dalam  perputaran  kegiatan   perusahaan  yang normal).  Bentuk – bentuk aktiva lancar : 
- Kas, merupakan semua uang tunai dan surat berharga yang  berfungsi sebagai uang tunai yang disimpan di Bank dan setiap saat dapat  diambil untuk digunakan.
- Efek (surat berharga), merupakan surat berharga berupa saham dan obligasi yang dapat diperjual-belikan melalui bursa.
- Piutang usaha, adalah tagihan kepada pihak lain tanpa  perjanjian tertulis yang pelunasannya dalam jangka pendek (kurang dari  satu tahun). Misalkan penjualan kredit.
- Wesel tagih, adalah tagihan kepada pihak lain yang disertai  perjanjian tertulis, yang pelunasannya dalam jangka pendek. Misalkan  wesel dan menerima promes.
- Perlengkapan, merupakan barang yang dipergunakan untuk  kegiatan perusahaan yang habis terpakai dalam jangka waktu kurang dari  satu tahun. Misalkan alat tulis, kertas, dan perangko.
- Beban dibayar di muka, merupakan beban yang telah  dikeluarkan, tetapi belim diterima manfaatnya atau belum menjadi  kewajiban. Misalnya sewa dibayar di muka dan bunga dibayar di muka.
- Aktiva Tidak Lancar
Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang dipergunakan dalam operasi  perusahaan yang mempunyai umur ekonomi lebih dari satu tahun atau yang  sifatnya relatif tetap.
 Yang  termasuk aktiva  tidak lancar adalah: 
- Investasi jangka panjang, adalah investasi yang tidak  dimaksudkan untuk dicairkan menjadi uang atau kas dalam operasi  perusahaan atau dalam waktu lebih dari satu tahun.
- Aktiva tetap, aktiva berwujud yang dipergunakan dalam  operasi perusahaan yang mempunyai umur ekonomi lebih dari satu tahun  atau yang sifatnya relatif tetap. Misalkan gedung, mesin – mesin kantor,  tanah, dan kendaraan.
c.       Aktiva tetap tidak  berwujud (intangible  fixed assets), aktiva  yang berupa hak – hak istimewa atau posisi yang menguntungkan  perusahaan dalam memperoleh pendapatan. Misalkan hak paten, hak cipta,  hak merk dan goodwill.
d.      Aktiva  lain-lain, aktiva yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam kriteria di atas.
 B.   Pengertian  Hutang
 Hutang adalah  semua  kewajiban  keuangan  atau tugas perusahaan   kepada  pihak   lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan  sumber dana  atau  modal perusahaan  yang berasal dari  kreditur. Elemen  – elemen hutang dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 
- Hutang Lancar
Hutang lancar merupakan kewajiban – kewajiban yang harus dilunasi  dalam jangka waktu pendek atau tidak lebih dari satu tahun siklus  operasi perusahaan (Kardiman, 2006). Yang termasuk ke dalam hutang  lancar : 
- Hutang usaha, merupakan hutang jangka pendek yang tidak disertai perjanjian tertulis. Seperti transaksi pembelian dengan kredit.
- Wesel bayar, adalah kewajiban jangka pendek yang disertai perjanjian  tertulis. Seperti mengakui wesel yang ditarik oleh pihak lain dan  menyerahkan surat perjanjian untuk membayar sejumlah uang tertentu  kepada seseorang pada waktu tertentu.
- Pendapatan yang diterima di muka, yaitu pendapatan yang belum menjadi hak perusahaan tetapi sudah diterima pembayarannya.
- Hutang Jangka Panjang
Kewajiban perusahaan untuk membayar kepada pihak lain dalam jangka  waktu yang relatif lama atau lebih dari satu tahun. Penentuan jangka  waktu ini diukur sejak pembuatan tanggal neraca (Kardiman, 2006). Yang  termasuk dalam hutang jangka panjang antara lain : 
- Surat Obligasi adalah surat bukti utang perusahaan kepada pemegang  obligasi yang pelunasannya lebih dari satu tahun dengan imbalan jasa  berupa bunga.
- Utang hipotek adalah kewajiban jangka panjang yang disertai dengan jaminan aktiva tetap.
- Hutang-hutang lain, hutang yang tidak dapat dilaporkan dalam  golongan hutang di atas. Yang termasuk dalam hutang – hutang lain antara  lain :
- Piutang wesel didiskontokan
- Sengketa hukum, pajak, dan beban – beban lain yang belum pasti
- Garansi – garansi yang diberikan
C.   Modal
 Modal hakekatnya merupakan hak pemilik perusahaan atas kekayaan  perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), surplus dan  laba yang ditahan. Kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan  terhadap seluruh hutang – hutangnya dapat dikatakan pula sebagai modal.  Yang termasuk dalam modal antara lain : 
- Laba tidak dibagi / laba ditahan, merupakan laba tahun – tahun yang tidak dibagi sebagai deviden
- Modal penilaian kembali, merupakan selisih nilai buku lama dengan nilai buku yang baru
- Modal sumbangan
- Modal lain – lain, yaitu modal yang tidak dapat dimasukkan dalam salah satu kelompok di atas.
- Laporan Laba Rugi ( Income Statement )
Laporan laba rugi yaitu alat untuk mengetahui kemajuan yang dicapai  perusahaan dan juga mengetahui berapakah hasil bersih atau yang didapat  dalam satu periode. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007) laporan laba  rugi minimal mencakup pendapatan, laba atau rugi usaha, beban pinjaman,  bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang  diperlakukan menggunakan metode ekuitas, beban pajak, laba atau rugi  dari aktivitas normal perusahaan, pos luar biasa, dan laba rugi bersih  untuk periode berjalan.
 Tujuan dari laporan laba rugi yaitu untuk mengukur kemajuan  perusahaan di dalam menjalankan operasinya. Namun secara garis besarnya  unsur – unsur laporan rugi – laba dapat dikelompokkan sebagai berikut : 
- Hasil penjualan
Hasil penjualan merupakan jumlah dari penjualan barang atau jasa untuk satu periode. 
- Harga pokok penjualan
Harga pokok penjualan merupakan hasil dari persediaan awal barang  dengan ditambah dengan pembelian barang dagangan dan dikurangi  persediaan akhir barang dagangan. 
- Laba kotor penjualan
Laba kotor penjualan dapat diukur dengan cara menggunakan harga pokok penjualan terhadap penjualan.  
- Biaya operasi perusahaan
Biaya operasi perusahaan pada umumnya terdiri dari : 
- Biaya penjualan
Biaya penjualan adalah biaya yang dibebankan sehubungan dengan  penjualan barang. Yang termasuk dalam biaya penjualan, diantaranya :
 -          Biaya gaji pegawai
 -          Komisi penjualan
 -          Biaya advertising
 -          Penyusutan peralatan
 -          Biaya-biaya penjualan lainnya 
- Biaya administrasi dan umum
Biaya administrasi ini, antara lain :
 -          Gaji pegawai administrasi
 -          Perlengkapan kantor
 -          Biaya – biaya lain 
- Laba bersih
Laba bersih adalah biaya operasi dikurangi dengan laba kotor. 
- Pendapatan atau biaya-biaya di luar operasi
Contohnya: biaya bunga, biaya sewa, dan deviden. 
- Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan modal adalah Perubahan modal yang terjadi dalam  suatu periode tertentu atau daat dikatakan sebagai ringkasan suatu  perusahaan selama periode tertentu.. Maka dapat diketahui bahwa laporan  perubahan ekuitas memberikan informasi mengenai tambahan atau  pengurangan ekuitas selama periode tertentu dari periode sebelumnya.  Laporan ini disajikan untuk melengkapi laporan keuangan lainnya.  Penambahan ekuitas berasal dari investasi dan laba sedangkan pengurangan  ekuitas biasanya karena kerugian atau pengambilan pribadi (Kardiman,  2006).  
2.2              Saham 2.2.1        Pengertian Saham Saham adalah salah satu jenis surat berharga yang merupakan bukti  kepemilikan atas suatu perusahaan (emiten) atau perseroan terbatas.  Emiten adalah perusahaan yang membutuhkan dana melalui pasar modal.  Saham berupa selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas adalah  pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Saham  dikeluarkan oleh perusahaan yang telah go public yang kemudian dijual di  pasar modal dalam rangka penghimpunan dana untuk perluasan usaha  perusahaan tersebut. Pemodal atau investor yang menginvestasikan dananya  dalam bentuk saham akan mendapat manfaat finansial seperti deviden,  capital gain, dan sebagainya. Hal tersebut karena investor merupakan  bagian dari perusahaan tersebut.
 Husnan (2004) dalam bukunya “
Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas”  mengemukakan pendapatnya tentang saham yakni secarik kertas yang  menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut)  untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang  menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan  pemodal tersebut menjalankan haknya.
 Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, bahwa saham merupakan bukti kepemilikan. Martono  
et  al.,  (2010) juga berpendapat sama, yaitu bahwa saham adalah surat bukti atau  tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perusahaan. Saham merupakan  salah satu produk yang diperjualbelikan di pasar modal yang dapat  didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau  badan dalam suatu perusahaan atau perusahaan terbatas yang berwujud  berupa selembar kertas yang menerangkan siapa pemiliknya (Hamzah, 2006).
 Dari pernyataan diatas, jelas bahwa saham adalah bukti kepemilikan  atas sebuah perusahaan bagi investor yang menanamkan dananya di  perusahaan tersebut. Maksudnya adalah investor tersebut adalah bagian  dari perusahaan yang berhak untuk mendapatkan sebagian keuntungan atas  saham yang ditanamkan seperti deviden, capital gain, dan sebagainya.  Meskipun demikian, investasi dalam bentuk saham memiliki tingkat risiko  yang cukup tinggi. Lastari (2004) berpendapat bahwa tingginya risiko  dikarenakan sifat komoditinya yang sangat peka terhadap perubahan yang  terjadi, baik perubahan di luar negeri ataupun di dalam negeri,  perubahan di bidang politik, ekonomi dan moneter. 
2.2.2        Jenis – Jenis Saham Martono et al., (2010) menguraikan jenis saham menurut pengalihan dan  manfaat yang diperoleh para pemegang saham sebagai berikut : 
- Jenis saham menurut pengalihannya - Saham atas unjuk (Brearer Stock)
 
Saham atas unjuk sifatnya mirip dengan uang. Dalam sertifikat ini,  dituliskan nama pemiliknya. Dengan kepemilikan saham atas unjuk pemilik  saham saat ini sangat mudah untuk mengalihkan atau memindahkan sahamnya  kepada orang lain. Di Indonesia hanya ada satu – satunya perusahaan yang  menerbitkan saham atas unjuk dengan nilai nominal yang didaftarkan di  bursa paralel. 
- Saham atas nama (Registered Stock)
Berbeda dengan saham atas unjuk, saham atas nama ini dituliskan nama  pemiliknya. Cara pengalihan sahamnya adalah dengan dokumen peralihan dan  kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku perusahaan yang khusus  mencatat daftar nama pemegang saham. Di Indonesia semua perusahaan yang  menerbitkan saham, merupakan saham atas nama.    
- Jenis saham menurut manfaatnya - Saham Biasa (Common Stock)
 
Saham biasa selalu ada dalam struktur modal saham. Wirasasmita et  al., (2002) berpendapat bahwa saham biasa adalah surat saham perseroan  yang tidak mendapat prioritas atas jenis saham lainnya dalam mendapatkan  pembayaran deviden, dan menerima bagian sebagai priortas terakhir dalam  pembagian harta kekayaan perseroan itu apabila perseroan itu dibubarkan  atau dihentikan kegiatan usahanya. Pemegang saham biasa akan memperoleh  keuntungan dalam bentuk deviden apabila perusahaan memperoleh laba.  Berikut ini adalah beberapa karakteristik saham biasa : 
- Saham biasa tidak menjanjikan pendapatan yang bersifat tetap dan  pasti. Pendapatan saham biasa dapat berasal dari penerimaan deviden dan  selisih antara harga jual dengan harga beli saham.
- Pemilik atau pemegang saham akan memiliki hak untuk ikut serta dalam  Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pemilik saham biasa adalah salah satu  pemilik perusahaan, dia memiliki hak suara untuk hal yang dibawa ke  pertemuan tahunan perusahaan dan memberikan hak suara bagi direktur  perusahaan.
- Saham biasa tidak memiliki jatuh tempo tertentu, dengan demikian  emiten tidak mempunyai tanggung jawab untuk membayar kembali harga  pembelian saham yang telah diterbitkannya. - Saham Preferen (Preferred Stock)
 
Saham preferen adalah jenis saham yang memberikan hak istimewa kepada  pemiliknya, saham preferen mempunyai sifat gabungan antara obligasi (
bond)  dan saham biasa. Pemegang saham preferen diprioritaskan dalam klaim  aktiva bersih dan dalam pembagian keuntungan saham (deviden), hal  tersebut yang membedakan antara saham preferen dengan saham biasa.  Atmaja (2002) menyebutkan beberapa karakteristik dari saham preferen  diantaranya sebagai berikut : 
- Memiliki nilai nominal.
- Deviden besarnya tetap, merupakan persentasi dari nilai nominal.
- Hak deviden kumulatif, artinya hak kepada pemegang saham preferen  untuk menerima deviden tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayarkan  sebelum pemegang saham biasa menerima devidennya.
- Tidak memiliki hak suara dan hak jatuh tempo. - Jenis Saham berdasarkan kinerja perdagangan - Saham unggulan (blue-chip stock), yaitu saham biasa dari perusahaan  yang memiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin (leader) di industri  sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar  deviden.
- Saham pendapatan (incoming stock), yaitu saham dari suatu emiten  yang memiliki kemampuan membayar deviden lebih tinggi dari rata – rata  deviden yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.
- Saham pertumbuhan (growthstock-well-know), yaitu saham dari emiten  yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai pemimpin di  industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.
- Saham spekulatif (speculative stock), yaitu saham suatu perusahaan  yang tidak biasa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke  tahun, tetapi memiliki kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa yang  akan datang.
- Saham siklikal (cyclical stock), yaitu saham yang tidak terpengaruh  oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.
 
 
2.2.3        Harga Saham Harga dari suatu saham pada dasarnya dipengaruhi oleh permintaan dan  penawaran saham tersebut. Jika permintaan saham meningkat, maka harganya  akan meningkat, sebaliknya jika permintaan menurun maka harga saham  akan menurun. Harga pasar dari saham ditentukan oleh nilai buku saham  tersebut. Nilai buku mencerminkan nilai kekayaan bersih ekonomis yang  dimiliki perusahaan dan merupakan cerminan nilai perusahaan. Halim  (2005) mendefinisikan nilai buku perlembar saham biasa adalah nilai  kekayaan bersih ekonomis dibagi dengan jumlah lembar saham biasa yang  beredar sedangkan kekayaan bersih ekonomis adalah selisih total aktiva  dengan total kewajiban. Adapun harga pasar adalah harga yang terbentuk  di pasar jual beli saham. Harga perolehan yaitu harga dimana kita  mendapatan saham tersebut dan dapat dipergunakan manfaatnya.
 Menurut Subiyantoro (2003) untuk melakukan penilaian harga saham  diperlukan data operasional perusahaan seperti laporan keuangan yang  telah diaudit, performance perusahaan dimasa yang akan datang dan  kondisi ekonomi. Analisa terhadap nilai saham merupakan langkah mendasar  yang harus dilakukan oleh investor sebelum melakukan investasi.  Analisis saham merupakan salah satu dari sekian tahap dalam proses  investasi yang berarti melakukan analisis terhadap individual atau  sekelompok sekuritas. Analisis yang sering digunakan untuk menilai suatu  saham yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. 
- Analisis fundamental atau analisis perusahaan yaitu menentukan harga  saham dengan menggunakan data dari keuangan perusahaan seperti laba,  deviden yang dibayar, penjualan, pertumbuhan, dan prospek serta kondisi  perusahaan. Sebagaimana menurut Lastari (2004), analisis fundamental  dilakukan oleh investor menggunakan data keuangan perusahaan untuk  menghitung nilai intrinsik saham, oleh karena itu laporan keuangan  merupakan informasi yang sangat penting karena menggambarkan aspek  fundamental yang bersifat kuantitatif. Analisis fundamental merupakan  analisis yang berbasis pada berbagai data rill untuk mengevaluasi atau  memproyeksi nilai suatu saham. Beberapa data atau indikator yang umum  digunakan adalah pendapatan, laba, pertumbuhan penjualan, imbalan hasil  atau pengembalian atas ekuitas (return of equity), margin laba (profit  margin) dan data-data keuangan lain sebagai sarana untuk menilai kinerja  perusahaan dan potensi pertumbuhan perusahaan dimasa mendatang.
- Analisis teknikal menentukan harga saham dengan menggunakan data  pasar dari saham seperti harga saham, volume transaksi saham, dan index  pasar. Analisis ini dimulai dengan memperhatikan perubahan harga saham  itu sendiri dari waktu ke waktu, analisis ini beranggapan bahwa harga  suatu saham akan ditentukan oleh penawaran dan permintaan terhadap saham  tersebut (Halim, 2005). Menurut (Tjipto dan Hendi, 2006) analisis  teknikal ini merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menilai  saham, dimana dengan metode ini para analisis melakukan evaluasi saham  berbasis pada data-data statistic yang dihasilkan dari aktivitas  perdagangan saham, seperti harga saham dan volume transaksi. Dengan  berbagai grafik yang ada serta pola-pola grafik yang terbentuk, analisis  teknikal mencoba memprediksi arah pergerakan harga saham kedepan.
2.2.4        Perubahan Harga Saham Perubahan harga saham dipengaruhi oleh kekuatan permintaan dan  penawaran yang terjadi di pasar sekunder. Semakin banyak investor yang  ingin membeli atau menyimpan suatu saham, maka harganya akan semakin  naik, begitu sebaliknya. Harga saham merupakan nilai suatu saham yang  mencerminkan kekayaan perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut (Sri  Mulyono, 2006).
 Dalam investasi ada pula resiko dari pemegang saham adalah menurunnya  harga saham, hal ini dapat diatasi dengan cara menahan saham tersebut  sampai keadaan pasar membaik. Pedomannya adalah : 
- Apabila nilai intristik (NI) saham > harga saham, disebut undervalue (harga saham terlalu rendah), artinya saham layak dibeli atau dipertahankan.
- Apabila nilai intristik (NI) saham < harga saham, disebut overvalue (harga saham terlalu tinggi), artinya saham layak dijual atau dilepas.
- Apabila nilai intristik (NI) saham = harga saham, disebut faif-value, artinya harga saham dinilai wajar atau dalam kondisi seimbang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham adalah : 
- Laba per lembar saham (Earning per Share / EPS)
Seorang investor yang melakukan investasi pada sebuah perusahaan akan  menerima laba atas saham yang dimilikinya, semakin tinggi laba per  lembar saham (EPS) yang diberikan, perusahaan akan memberikan  pengembalian yang cukup baik. Hal ini mendorong investor melakukan  investasi yang lebih besar sehingga harga saham perusahaan meningkat. 
- Tingkat Bunga
Tingkat bunga dapat mempengaruhi harga saham dengan cara : 
- Mempengaruhi persaingan di pasar modal antara saham dan obligasi,  apabila suku bunga naik maka investor akan menjual sahamnya untuk  ditukar dengan obligasi. Hal ini akan menurunkan harga saham, hal ini  juga akan terjadi apabila suku bunga mengalami penurunan.
- Mempengaruhi laba perusahaan. Hal ini terjadi karena bunga adalah  biaya, semakin tinggi suku bunga maka semakin rendah laba perusahaan.  Suku bunga juga mempengaruhi kegiatan ekonomi yang juga akan  mempengaruhi laba perusahaan.
- Jumlah kas Deviden yang diberikan.
Kebijakan pembagian deviden dibagi dua, yaitu sebagian dibagikan  dalam bentuk deviden dan sebagian disisihkan sebagai laba ditahan.  Peningkatan pembagian deviden merupakan salah satu cara untuk  meningkatkan kepercayaan diri pemegang saham karena jumlah kas deviden  yang besar adalah yang diinginkan oleh investor sehingga harga saham  naik. 
- Jumlah laba yang diperoleh perusahaan
Pada umumnya investor melakukan investasi pada perusahaan yang  mempunyai profit yang cukup baik karena memajukan prospek yang cerah  sehingga investor tertarik untuk melakukan investasi yang akan  mempengaruhi harga saham perusahaan. 
- Tingkat resiko dan pengembalian
Jika tingkat resiko dan proyeksi laba yang diharapkan perusahaan  meningkat, maka akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan.  Semakin tinggi resiko maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian  saham yang diterima.  
2.3              Analisa Rasio Keuangan 2.3.1        Pengertian Rasio Keuangan Rasio Keuangan merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu  perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada  pos laporan keuangan (
neraca, 
laporan laba/rugi, 
laporan aliran kas). 
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (
mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.
 Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor  untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan  dan prospek di masa datang. Salah satu cara pemrosesan dan  penginterpretasian informasi akuntansi, yang dinyatakan dalam artian  relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka  yang satu dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan.
 Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah  ada sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan  kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai  risiko dan peluang di masa yang akan datang. Pengukuran dan hubungan  satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan yang tampak dalam  rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti dalam  penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan.    
2.3.2        Jenis – Jenis Rasio Keuangan Berdasarkan sumber datanya, dari mana rasio itu dibuat, (Djarwanto,1984) membagi rasio menjadi 3 macam, yaitu : 
- Rasio-rasio neraca, yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang  berasal dari neraca, misalnya : rasio lancar (current ratio), rasio  cepat (quick ratio), rasio modal sendiri dengan total aktiva, dan  sebagainya.
- Rasio laporan laba rugi, yaitu rasio yang disusun dari data yang  berasal dari laporan perhitungan laba rugi, misalnya : Net Profit Margin  (NPM), Profit On Sales, dan sebagainya.
- Rasio-rasio antar laporan, yaitu rasio-rasio yang disusun dari data  yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi, misalnya : Return On  Investment (ROI), Return On Equity (ROE), dan sebagainya.
Dalam menganalisis dan menilai posisi keuangan dan potensi atas  kemajuan perusahaan, faktor yang paling penting untuk diketahui oleh  yang berkepentingan yaitu : 
- Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio), bertujuan mengukur kemampuan  suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera  dipenuhi atau saat ditagih. Perusahaan yang mampu untuk memenuhi  kewajibannya disebut likuid, tapi jika perusahaan tidak dapat memenuhi  kewajibannya disebut ilikuid (Hendra S.Raharjaputra, 2009)
Rasio likuiditas terdiri dari : 
- Current Ratio
Current rasio menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi utang  atau kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang  dimilikinya.
 Rumus :
 Current Ratio =  x 100%  
- Cash Ratio
Cash ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang  jangka pendek dengan kas dan surat berharga yang dapat segera diuangkan.  Dalam cash ratio tidak terdapat standar likuiditas karena penilaiannya  tergantung pada kebijakan manajemen.
 Rumus : 
Cash Ratio=  x 100% 
- Quick Ratio
Quick ratio merupakan rasio antara aktiva lancar sesudah dikurangi  persediaan dibagi dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan besarnya  alat likuid yang paling cepat bisa digunakan untuk melunasi hutang  lancar. Karena rasio ini guna mengukur kemampuan perusahaan untuk  memenuhi kewajibannya dengan mengurangkan persediaan yang dianggap  kurang likuid karena membutuhkan proses yang cukup panjang. Persediaan  dianggap aktiva lancar yang paling tidak lancar karena untuk menjadi  uang tunai (kas) memerlukan dua langkah, yakni menjadi piutang terlebih  dahulu sebelum menjadi kas.
 Rumus :
 Quick Ratio=  x 100% 
- Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi  kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik  kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. Suatu perusahaan  dikatakan “solvabel” apabila perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau  kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang – hutangnya, sebaliknya  apabila jumlah aktiva tidak cukup untuk memenuhi hutangnya maka  perusahaan tersebut dikatakan “insolvable”. Suatu perusahaan yang  solvabel belum tentu likuid dan sebuah perusahaan yang insovabel belum  tentu ilikuid. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa  solvabilitas merupakan suatu alat untuk menunjukkan kemampuan suatu  perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya, baik itu  kewajiban jangka pendek, maupun kewajiban jangka panjang, walaupun  sekiranya perusahaan tersebut akan dilikuidasi.
 Dalam hubungan antara likuiditas dan solvabilitas ada empat kemungkinan yang dapat dialami oleh perusahaan, yaitu : 
- Perusahaan yang likuid tetapi insolvabel
- Perusahaan yang likuid dan solvabel
- Perusahaan yang solvabel  tetapi ilikuid
- Perusahaan  yang insolvabel  dan ilikuid
Tingkat   solvabilitas  diukur  dengan beberapa   rasio,  yaitu : 
- Debt to Asset Ratio
Debt to Asset Ratio digunakan untuk mengukur jumlah persentase dari  jumlah dana yang diberikan oleh kreditur berupa utang terhadap jumlah  asset perusahaan.
 Rumus :
 Debt to Asset Ratio =  x 100%     
- Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio digunakan untuk mengukur jumlah utang atau dana dari luar perusahaan terhadap modal sendiri.
 Rumus :
 Debt to Equity Ratio=  x 100%
 Makin kecil prosentase ratio ini berarti makin cepat perusahaan  menjadi insolvabel. Tingkat solvabilitas dapat dipertinggi hanya dengan  jalan penambahan modal sendiri dengan alternatif sebagai berikut :
 1.   Menambah  aktiva tanpa  menambah  utang atau   menambah  aktiva relatif  lebih besar  daripada  bertambahannya  hutang.
 2.   Mengurangi  hutang  tanpa   mengurangi  aktiva  atau mengurangi  hutang  relatif  besar  daripada  berkurangnya  aktiva.
 c.   Time Interest Earning
 Time Interest Earning digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan  untuk memenuhi kewajiban membayar beban bunga dengan menggunakan laba  operasi perusahaan (EBIT).
 TIE = Laba Operasi
 Beban Bunga
 3.   Rasio Profitabilitas
 Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan para  eksekutif perusahaan dalam menciptakan tingkat keuntungan yang baik  dalam bentuk laba perusahaan maupun nilai ekonomis atas penjualan, asset  bersih perusahaan maupun modal sendiri.(Hendra S. Raharjaputra, 2009).  Rasio ini digunakan untuk mengetahui hasil akhir yang telah dicapai dari  berbagai kebijakan dan keputusan yang telah diambil perusahaan dan  dilakukan penilaian serta proyeksi terhadap perkembangan perusahaan.
 Tingkat rasio profitabilitas dapat diukur dengan beberapa ratio, yaitu : 
- Net Profit Margin
Net Profit Margin digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan  dalam menghasilkan keuntungan bersih setelah dipotong pajak. Menurut  Bastian dan Suhardjono (2006;299) Net Profit Margin adalah perbandingan  antara laba bersih dengan penjualan. Semakin besar net profit marginnya,  maka kinerja perusahaan akan semakin produktif. Sehingga akan  meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada  perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukkan berapa besarnya persentase  laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio  NPM nya, maka dianggap semakin baik kemampuan perusahaan untuk  mendapatkan laba yang tinggi. Hubungan antara laba bersih sesudah pajak  dan penjualan bersih menunjukkan kemampuan manajemen dalam mengemudikan  perusahaan secara cukup berhasil untuk menyisakan margin tertentu  sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik yang telah menyediakan  modalnya untuk suatu resiko. Hasil dari perhitungan mencerminkan  keuntungan netto per rupiah penjualan. Para investor pasar modal perlu  mengetahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Dengan  mengetahui hal tersebut investor dapat menilai apakah perusahaan itu  profitable atau tidak.
 Rumus :
 Net Profit Margin =   laba bersih setelah pajak x 100%
 Penjualan    
- Return on Asset
Return on Asset digunakan untuk mengukur pengembalian suatu aktiva  dengan cara mengukur efisiensi perusahaan dalam memanfatkan seluruh  sumber dananya, yang kadang-kadang disebut dengan hasil pengembalian  atas investasi  atau  return on investment. Return On Assets   menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh  kekayaan yang dimiliki perusahaan, karena itu dipergunakan angka laba  setelah pajak dan rata-rata kekayaan perusahaan.
 Rumus :
 Return on Asset  = laba bersih setelah pajak  x 100%
 Total aktiva 
- Rate of Return
Rate of Return digunakan untuk membandingkan antara keuntungan netto  sesudah pajak dengan jumlah modal sendiri untuk mengetahui kemampuan  dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham.
 Rumus :
 Rate of Return =  x 100% 
2.4              Alat Analisis Statistik 2.4.1        SPSS Teknologi sekarang sudah canggih, sehingga sekarang ini dalam  mengolah data statistik cenderung diselesaikan dengan komputer melalui  program-program statistik. Keberadaan program statistik semacam itu  memberikan banyak manfaat dan keuntungan buat para peneliti, seperti  pengerjaaan yang lebih singkat, akurasi hasil perhitungan yang tinggi  dan sebagainya. Salah satu program untuk pengolahan data adalah SPSS.  Sampai saat ini SPSS merupakan program statistik yang paling populer dan  paling banyak dipakai di seluruh dunia. Para peneliti menggunakannya  untuk berbagai keperluan seperti riset pasar maupun untuk menyelesaikan  tugas penelitian seperti skripsi, tesis, disertasi, dan sebagainya.
 SPSS pertama kali dibuat pada tahun 1968 oleh tiga orang mahasiswa  dari Stanford University. Awalnya, SPSS merupakan kependekan dari  Statistical Package for the Sosial Scienceskarena program ini mula-mula  dipakai untuk meneliti ilmu-ilmu sosial. Namun, seiring perkembangannya  dari waktu ke waktu SPSS penggunaannya semakin luas untuk bidang ilmu  seperti bisnis, pertanian, industri, ekonomi, psikologi dan lain-lain  sehingga sampai sekarang kepanjangan SPSS adalah Statistical Product and  Service Solution (Duwi Priyatno, 2008). Dalam penelitian saya SPSS  sangat berguna sekali.
 Namun sebelum dilakukan Uji Regresi linear berganda tersebut harus  dilakukan uji normalitas kemudian dilanjutkan kedalam uji asumsi klasik  yang terdiri dari autokorelasi, mulitkolinieritas, dan  heteroskedastisitas. Uji asumsi klasik bertujuan agar nilai parameter  penduga tidak biasa. Model regresi yang baik dalam melakukan peramalan  adalah model dengan kesalahan peramalan yang seminimal mungkin. 
- Uji Normalitas Data
Uji normalitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa sampel diambil  dari populasi yang terdistribusi normal. Uji normalitas bertujuan untuk  menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas  keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik  adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Dalam  penelitian ini normalitas data diuji dengan menggunakan uji 
kolmogorov-Smirnov test.  Pengambilan kesimpulan bahwa data terdistribusi secara normal dapat  diketahui dengan melihat signifikansi yang lebih besar dari 0,05.   
 Dari tabel 
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test diperoleh angka probabilitas. 
- Nilai Sig. Atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0.05 distribusi data adalah tidak normal
- Nilai Sig. Atau signifikansi atau nilai probabilitas ≥ 0.05 distribusi data adalah normal
- Uji Asumsi Klasik
1)      Uji Autokorelasi
 Autokorelasi adalah korelasi yang terjadi diantara anggota observasi  yang terletak berderetan. Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui  ada atau tidaknya korelasi yang terjadi antara residual pada satu  pengamatan dengan pengamatan yang lain pada model regresi. Jika terjadi  korelasi, maka dinamakan ada 
problem autokorelasi. Autokorelasi  muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu  sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu)  tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering  ditemukan pada data runtut waktu (
time series) karena  ‘gangguan’ pada individu atau kelompok cenderung mempengaruhi ‘gangguan’  individu atau kelompok yang sama pada periode berikutnya. Model regresi  yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi  (Ghozali, 2009).  Untuk mendeteksi auto korelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson  (DW) dengan ketentuan sebagai berikut : 
- 1.65 < DW < 2.35 maka tidak ada autokorelasi
- 1.21 < DW < 1.65 atau 2.35 < DW < 2.79 maka tidak dapat disimpulkan
- DW < 1.21 atau DW > 2.79 maka terjadi autokorelasi
 2)      Uji Multikolinieritas
 Menurut Ghozali (2005, hal 91), uji multikolinieritas bertujuan untuk  menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi atas variabel  bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya bebas  multikolinieritas atau tidak terjadi korelasi diantara variabel  independen. Uji Multikolinieritas dapat dilihat dari : 
- Nilai Tolerance harus lebih besar dari 0,1 atau;
- Nilai Variance Infaltion Factor (VIF) lebih kecil dari 10
 3)      Uji Heteroskedastisitas
 Dengan melihat grafik plot antara nilai variabel terikat dengan  residual. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk  pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit),  maka mengidentifikasi telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada  pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka  nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas  
- Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi bertujuan untuk menguji hubungan antara satu variabel dengan  variabel lain. Varibel yang dipengaruhi disebut variabel tergantung atau  dependen, sedangkan variabel yang mempengaruhi disebut variabel bebas  atau variabel independen. 
Y = α + β 1 X1 + β2 X2 + β 3 X3+ ℮  Di mana :
 Y            = Harga saham (variabel dependen)
 α             = Konstanta
 X1          = Rasio Likuiditas
 X2          = Rasio Solvabilitas
 X3          = Rasio profitabilitas
 e             = Standar Erorr  
- Uji Simultan dengan F-test
Uji simultan dengan F-test ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh  bersama – sama variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil  F-test menunjukkan variabel independen secara bersama – sama berpengaruh  terhadap variabel dependen jika 
p-value (pada kolom sig.) lebih kecil dari 
level of significant yang ditentukan atau F hitung (pada kolom F) lebih besar dari F tabel. F  tabel dihitung dengan cara df1 = k-1dan df2 = n – k, k adalah jumlah  variabel dependen dan independen.  
- Uji Parsial dengan t-test
T-test ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing –  masing variabel independen secara individual (parsial) terhaddap  variabel independen. Nilai uji t-test dapat dilihat dari 
p-value (pada kolom sig.) pada variabel masing – masing independen, jika 
p-value (pada kolom sig.) lebih kecil dari 
level of significant yang ditentukan atau t hitung ( kolom t) lebih besar dari t tabel (dihitung dari 
two-tailed α = 5% df – k, k merupakan jumlah variabel independen)  
2.5              Kajian Penelitian Sejenis Dalam penelitian ini, penulis memilih topik atau judul yang sama dari beberapa penulis di bawah ini : 
- Nama                : Yolanda (21207200)
Judul               : Pengaruh Earning Per Share (EPS), Dividen  Payout Ratio (DPR), Return On Investment (ROI), dan Return On Equity  (ROE) terhadap harga saham PT. GUDANG GARAM, Tbk. TAHUN 2002-2010  
 Abstrak           :
 Investasi dalam bentuk saham merupakan bentuk investasi yang paling  banyak diminati investor meski pun mempunyai resiko yang cukup tinggi.  Oleh karena itu sebelum melakukan investasi saham, investor harus  memperhatikan apakah investasi tersebut sebanding dengan tingkat resiko  yang dihadapi. Cara yang paling sederhana adalah melalui harga saham.  Harga saham tidak dapat diprediksi besarnya. Karena hal tersebut,  investor perlu memiliki informasi berkaitan dengan dinamika harga saham  untuk menentukan keputusan mengenai saham perusahaan yang layak untuk  dijadikan tempat berinvestasi sehingga investor  dapat memastikan bahwa  investasi dalam bentuk saham dapat memberikan tingkat pengembalian yang  optimum.
 Penelitian ini bertujuan menilai pengaruh dari beberapa variabel  independen yang dipilih penulis yaitu EPS, DPR, ROI, dan ROE terhadap  harga saham PT GUDANG GARAM, Tbk. tahun 2002-2010.
 Dengan menggunakan alat analisis regresi linier berganda didapatkan  hasil bahwa variabel-variabel independen tersebut secara serentak  berpengaruh terhadap harga saham PT GUDANG GARAM, Tbk, sedangkan secara  parsial EPS adalah variabel yang paling berpengaruh signifikan terhadap  harga saham PT GUDANG GARAM, Tbk.  
- Nama                 :  Harti Oktarina, 20208572
Judul                 : Pengaruh Return On Asset (ROA), Net Profit  Margin (NPM) dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada PT.  INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK
 Abstrak             :
 Setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam membiayai kegiatan  operasionalnya, dana tersebut dapat diperoleh dari beberapa sumber.  Untuk perusahaan yang sudah  go public  dalam upaya menambah dana  kegiatan operasionalnya dapat diperoleh melalui penjualan saham kepada  para investor. Calon investor harus mengetahui kinerja serta prospek  perusahaan yang menjual surat berharganya. Pada dasarnya investor  mengukur  kinerja perusahaan berdasarkan  kemampuan perusahaan dalam  mengelola sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan laba. Tujuan dari  penelitian ini adalah untuk menentukan ROA, NPM, dan Laba Per Saham  (EPS), dan untuk mengetahui pengaruh ROA, NPM, dan Laba Per Saham (EPS)  pada PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK, periode dari 2007 sampai 2009.  Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji asumsi klasik, yang  terdiri dari 3 asumsi dasar, yaitu autokorelasi, multikoliniearitas, dan  heteroskedastisitas. Setelah itu uji regresi linier berganda, uji F,  dan uji t. Berdasarkan hasil uji F (simultan), menunjukkan bahwa ROA,  NPM dan EPS berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.  Berdasarkan uji t (parsial), hanya NPM yang berpengaruh signifikan  terhadap harga saham.  
BAB III METODE PENELITIAN 3.1       Objek Penelitian PT. Gudang Garam, Tbk (IDX:GGRM) merupakan sebuah perusahaan rokok  paling popular di Indonesia. Perusahaan Gudang Garam didirikan pada  tanggal 26 juni 1958 oleh Surya Wonowidjojo atau dengan nama lainnya (  Tjoa Ing Hwie ). Gudang Garam ini merupakan pemimpin produksi rokok  kretek.  Perusahaan ini memiliki kompleks tembakau sebanyak 514 area di  Kediri, Jawa Timur. Sebelum mendirikan perusahaan Gudang Garam ini, di  saat umur beliau sekitar dua puluh tahun, Ing Hwie mendapat tawaran  bekerja dari pamannya di pabrik rokok Cap 93 yang merupakan salah satu  pabrik rokok terkenal di Jawa Timur pada saat itu. Berkat kerja keras  dan kerajinan Ing Hwie mendapatkan promosi dan akhirnya menduduki posisi  direktur di perusahaan rokok Cap 93.
 Pada tahun 1956 Ing Hwie meninggalkan Cap 93. Lalu beliau membeli  tanah di Kediri dan memulai produksi rokok sendiri. Diawali dengan rokok  kretek dari kelobot dengan merk Inghwie. Setelah dua tahun berjalan Ing  Hwie mengganti nama perusahaannya menjadi Pabrik Rokok Tjap Gudang  Garam. PT. Gudang Garam Tbk tidak mendristribusikan secara langsung  melainkan melalui PT. Surya Madistrindo yang kemudian disalurkan kepada  pedagang eceran lalu ke konsumen. Melalui perjalanan dari tahun 1958  sampai sekarang, PT. Gudang Garam, Tbk mengalami banyak peningkatan  dalam produksi rokoknya. Hal tersebut dapat dilihat dari perkembangan –  perkembangannya yang akan penulis jelaskan sekilas tentang perusahaan  Gudang Garam ini.
 Dari awal didirikannya pada tahun 1958 tanah yang digunakan untuk berjalannya produksi yakni dengan menyewa tanah seluas 1000 m
2 di  Desa Semampir, Kediri, dengan memproduksi Sigaret Kretek Linting (SKL)  atau rokok klobot dan Sigaret Kretek Tangan (SKT) yang dipasarkan di  Kota terdekat seperti Nganjuk, Kartosono, Solo, dan Blitar dengan harga  rokok Rp 1 / bungkus. Pada tahun 1960 cabang produksi SKT dan SKL dibuka  di Gurah, 13 km arah tenggara kota Kediri karena permintaan yang  semakin meningkat. Pada tahun 1968 bulan September, areal pertama seluas  100 m
2 dibeli dan dijadikan unit 1, dan di tahun yang sama  dibangun pula sebuah unit baru yang diberi nama unit 2. Pada tahun 1969  perusahaan Gudang Garam dari status industrinya sebagai home industry  berubah menjadi firma lalu pada tahun 1971 statusnya berubah menjadi  Perseroan Terbatas dan kemudian pada tahun 1990 perusahaan ini  mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Surabaya.  Dan sampai sekarang perusahaan ini mengembangkan banyak jenis rokok  seperti kretek mild dll. Sekarang areal Gudang Garam bertambah menjadi  208 hektar di wilayah kabupaten dan kota Kediri.
 Perusahaan yang semula bernama PT Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam  didirikan dengan akta Surosa SH wakil Notaris sementara di Kediri  tanggal 30 Juni 1971 No 10, diubah dengan akta notaris yang sama tanggal  13 Oktober 1971 No 13; akta-akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman  dengan No. J.A.5/197/7 tanggal 17 Nop 1971, tanggal 26 November 1971  didaftarkan di pengadilan Negeri Kediri dengan No. 31/1971 dan No.  32/1971 tanggal 26 Nop 1971, dan diumumkan dalam tambahan No. 586 pada  Berita Negara No. 104 tanggal 28 Des 1971. Anggaran dasar perusahaan  telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dilakukan dengan akta  notaris Dyah Ambarwaty Setyoso, SH tanggal 18 Desember 2008 No. 27 untuk  memenuhi ketentuan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan  Terbatas. Adapun susunan pengurus dan pengawas per 30 Juni 2009, susunan  Dewan Komisaris dan Direksi adalah sebagai berikut :  
Komisaris :
 Presiden Komisaris                          : Juni Setiawati Wonowidjojo
 Komisaris Independen                     : Yudiono Muktiwidjojo
 : Frank Willem Van Gelder
 : Hadi Soetirto
 : Lucas Mulia Suhardja 
Direksi :
 Presiden Direktur                             : Susilo Wonowidjojo
 : Heru Budiman
 : Edijanto
 : Buntoro Turutan
 : Fajar Sumeru
 : Herry Susianto
 : Buana Susilo   
3.2       Data / Variabel Data sangat bermanfaat dalam suatu penelitian karena dapat memberikan  informasi tentang suatu keadaan, sekaligus sebagai dasar objektif dalam  proses pembuatan keputusan. Data yang digunakan dalam penelitian kali  ini adalah data sekunder yang berupa data Laporan Keuangan perusahaan  PT. GUDANG GARAM, TBK yaitu laporan keuangan berupa neraca dan laporan  laba rugi serta harga saham dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2011.  Dalam penelitian kali ini dugunakan metode penelitian pengujian  hipotesis untuk menjelaskan pengaruh rasio likuiditas, rasio  solvabilitas serta rasio profitabilitas sebagai variabel independen (X)  dan harga saham sebagai variabel dependen (Y), baik secara parsial  maupun simultan. 
3.3       Metode Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data dan informasi diperlukan untuk mendapatkan  informasi, penulis menggunakan internet sebagai media pengumpulan data.  Data yang diperoleh berupa data sekunder, antara lain : data perusahaan,  laporan keuangan dan harga saham yang dapat dilihat melalui website BEI  yakni 
www.idx.co.id , selain itu pengumpulan data dapat dilakukan dengan studi pustaka  yaitu dengan mempelajari referensi dan materi yang didapat penulis  selama mengikuti perkuliahan yang berkaitan dengan penelitian ini.  Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif  kuantitatif, yaitu gambaran suatu keadaan yang dikumpulkan dan  diklasifikasikan dalam bentuk angka, sehingga didapat informasi untuk  menganalisis masalah yang diteliti.    
3.4       Hipotesis Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh  rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas terhadap harga saham.  Maka dalam pengujian hipotesisnya apabila hipotesis nol (Ho) ditolak  maka hipotesis alternatif (Ha) diterima, begitu pula sebaliknya. Adapun  hipotesis atau dugaan sementara atas penelitian yang akan dilakukan  adalah :
 Hipotesis yang digunakan dalam uji parsial :
 Ho1     : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio likuiditas terhadap harga saham
 Ha1     : Terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio likuiditas terhadap harga saham
 Ho2     : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio solvabilitas terhadap harga saham
 Ha2     : Terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio solvabilitas terhadap harga saham
 Ho3     : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio profitabilitas terhadap harga saham
 Ha3     : Terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio profitabilitas terhadap harga saham  
 Hipotesis yang digunakan dalam uji simultan :
 Ho       : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara rasio  likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas terhadap harga  saham
 Ha       : Terdapat pengaruh signifikan antara rasio likuiditas,  rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas terhadap harga saham. 
3.5       Alat Analisis yang digunakan Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis deskriptif dan  kuantitatif ( data yang berbentuk angka ) yang ditampilkan dalam bentuk  tabel yang merupakan hasil dari perhitungan rasio. 
- Uji Normalitas
- Analisis Regresi Linier Berganda
- Uji Simultan dengan f test
- Uji Parsial dengan t test
- Analisis Kuantitatif / Akuntansi yang digunakan berupa rasio keuangan
- Rasio Likuiditas
- Current Ratio =  x 100%
- Cash Ratio =  x 100%
- Quick Ratio =  x 100%
- Rasio Solvabilitas
- Debt to Asset Ratio =  x 100%
- Debt to Equity Ratio =   x 100%
- Time Interest Earning =       EBIT
Beban Bunga  
- Rasio Profitabilitas
- Net Profit Margin =   laba bersih setelah pajak x 100%
penjualan 
- Return on Asset  = laba bersih setelah pajak  x 100%
Total aktiva 
 Alat analisis statistik yang dipergunakan adalah SPSS versi 17 untuk  menguji apakah ada pengaruh dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas  dan rasio profitabilitas terhadap harga saham. Namun sebelum dilakukan  Uji Regresi tersebut harus dilakukan uji normalitas kemudian dilanjutkan  kedalam uji asumsi klasik yang terdiri dari autokorelasi,  mulitkolinieritas, dan heteroskedastisitas. Uji asumsi klasik bertujuan  agar nilai parameter penduga tidak biasa. Model regresi yang baik dalam  melakukan peramalan adalah model dengan kesalahan peramalan yang  seminimal mungkin.     
- Uji Normalitas Data
Uji normalitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa sampel diambil  dari populasi yang terdistribusi normal. Uji normalitas bertujuan untuk  menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas  keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik  adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Dalam  penelitian ini normalitas data diuji dengan menggunakan uji 
kolmogorov-Smirnov test.  Pengambilan kesimpulan bahwa data terdistribusi secara normal dapat  diketahui dengan melihat signifikansi yang lebih besar dari 0,05. 
 Dari tabel 
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test diperoleh angka probabilitas. 
- Nilai Sig. Atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0.05 distribusi data adalah tidak normal
- Nilai Sig. Atau signifikansi atau nilai probabilitas ≥ 0.05 distribusi data adalah normal
- Uji Asumsi Klasik
1)      Uji Autokorelasi
 Autokorelasi adalah korelasi yang terjadi diantara anggota observasi  yang terletak berderetan. Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui  ada atau tidaknya korelasi yang terjadi antara residual pada satu  pengamatan dengan pengamatan yang lain pada model regresi. Jika terjadi  korelasi, maka dinamakan ada 
problem autokorelasi. Autokorelasi  muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu  sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu)  tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering  ditemukan pada data runtut waktu (
time series) karena  ‘gangguan’ pada individu atau kelompok cenderung mempengaruhi ‘gangguan’  individu atau kelompok yang sama pada periode berikutnya. Model regresi  yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi  (Ghozali, 2009).  Untuk mendeteksi auto korelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson  (DW) dengan ketentuan sebagai berikut : 
- 1.65 < DW < 2.35 maka tidak ada autokorelasi
- 1.21 < DW < 1.65 atau 2.35 < DW < 2.79 maka tidak dapat disimpulkan
- DW < 1.21 atau DW > 2.79 maka terjadi autokorelasi
 2)      Uji Multikolinieritas
 Menurut Ghozali (2005, hal 91), uji multikolinieritas bertujuan untuk  menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi atas variabel  bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya bebas  multikolinieritas atau tidak terjadi korelasi diantara variabel  independen. Uji Multikolinieritas dapat dilihat dari : 
- Nilai Tolerance harus lebih besar dari 0,1 atau;
- Nilai Variance Infaltion Factor (VIF) lebih kecil dari 10
 3)      Uji Heteroskedastisitas
 Dengan melihat grafik plot antara nilai variabel terikat dengan  residual. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk  pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit),  maka mengidentifikasi telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada  pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka  nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas     
- Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi bertujuan untuk menguji hubungan antara satu variabel dengan  variabel lain. Varibel yang dipengaruhi disebut variabel tergantung atau  dependen, sedangkan variabel yang mempengaruhi disebut variabel bebas  atau variabel independen. 
Y = α + β 1 X1 + β2 X2 + β 3 X3+ ℮  Di mana :
 Y            = Harga saham (variabel dependen)
 α             = Konstanta
 X1          = Rasio likuiditas
 X2          = Rasio Solvabilitas
 X3          = Rasio Profitabilitas
 e             = Standar Erorr  
- Uji Simultan dengan F-test
Uji simultan dengan F-test ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh  bersama – sama variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil  F-test menunjukkan variabel independen secara bersama – sama berpengaruh  terhadap variabel dependen jika 
p-value (pada kolom sig.) lebih kecil dari 
level of significant yang ditentukan atau F hitung (pada kolom F) lebih besar dari F tabel. F  tabel dihitung dengan cara df1 = k-1dan df2 = n – k, k adalah jumlah  variabel dependen dan independen.     
- Uji Parsial dengan t-test
T-test ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing –  masing variabel independen secara individual (parsial) terhaddap  variabel independen. Nilai uji t-test dapat dilihat dari 
p-value (pada kolom sig.) pada variabel masing – masing independen, jika 
p-value (pada kolom sig.) lebih kecil dari 
level of significant yang ditentukan atau t hitung ( kolom t) lebih besar dari t tabel (dihitung dari 
two-tailed α = 5% df – k, k merupakan jumlah variabel independen)  
BAB IV PEMBAHASAN 4.1       Data Perusahaan 4.1.1    Profil Perusahaan Dalam penelitian ini saya menggunakan data sekunder yang diperoleh dari 
www.idx.co.id dan berkunjung langsung ke Bursa Efek Indonesia. Data yang diperoleh  berupa laporan keuangan periode 2004 sampai dengan 2011 dengan data per  triwulan . Berikut adalah sejarah singkat PT. GUDANG GARAM, Tbk :
 PT. Gudang Garam, Tbk (IDX:GGRM) merupakan sebuah perusahaan rokok  paling popular di Indonesia. Perusahaan Gudang Garam didirikan pada  tanggal 26 juni 1958 oleh Surya Wonowidjojo atau dengan nama lainnya (  Tjoa Ing Hwie ). Gudang Garam ini merupakan pemimpin produksi rokok  kretek.  Perusahaan ini memiliki kompleks tembakau sebanyak 514 area di  Kediri, Jawa Timur. Sebelum mendirikan perusahaan Gudang Garam ini, di  saat umur beliau sekitar dua puluh tahun, Ing Hwie mendapat tawaran  bekerja dari pamannya di pabrik rokok Cap 93 yang merupakan salah satu  pabrik rokok terkenal di Jawa Timur pada saat itu. Berkat kerja keras  dan kerajinan Ing Hwie mendapatkan promosi dan akhirnya menduduki posisi  direktur di perusahaan rokok Cap 93.
 Pada tahun 1956 Ing Hwie meninggalkan Cap 93. Lalu beliau membeli  tanah di Kediri dan memulai produksi rokok sendiri. Diawali dengan rokok  kretek dari kelobot dengan merk Inghwie. Setelah dua tahun berjalan Ing  Hwie mengganti nama perusahaannya menjadi Pabrik Rokok Tjap Gudang  Garam. PT. Gudang Garam Tbk tidak mendristribusikan secara langsung  melainkan melalui PT. Surya Madistrindo yang kemudian disalurkan kepada  pedagang eceran lalu ke konsumen. Melalui perjalanan dari tahun 1958  sampai sekarang, PT. Gudang Garam, Tbk mengalami banyak peningkatan  dalam produksi rokoknya. Hal tersebut dapat dilihat dari perkembangan –  perkembangannya yang akan penulis jelaskan sekilas tentang perusahaan  Gudang Garam ini.
 Dari awal didirikannya pada tahun 1958 tanah yang digunakan untuk berjalannya produksi yakni dengan menyewa tanah seluas 1000 m
2 di  Desa Semampir, Kediri, dengan memproduksi Sigaret Kretek Linting (SKL)  atau rokok klobot dan Sigaret Kretek Tangan (SKT) yang dipasarkan di  Kota terdekat seperti Nganjuk, Kartosono, Solo, dan Blitar dengan harga  rokok Rp 1 / bungkus. Pada tahun 1960 cabang produksi SKT dan SKL dibuka  di Gurah, 13 km arah tenggara kota Kediri karena permintaan yang  semakin meningkat. Pada tahun 1968 bulan September, areal pertama seluas  100 m
2 dibeli dan dijadikan unit 1, dan di tahun yang sama  dibangun pula sebuah unit baru yang diberi nama unit 2. Pada tahun 1969  perusahaan Gudang Garam dari status industrinya sebagai home industry  berubah menjadi firma lalu pada tahun 1971 statusnya berubah menjadi  Perseroan Terbatas dan kemudian pada tahun 1990 perusahaan ini  mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Surabaya.  Dan sampai sekarang perusahaan ini mengembangkan banyak jenis rokok  seperti kretek mild dll. Sekarang areal Gudang Garam bertambah menjadi  208 hektar di wilayah kabupaten dan kota Kediri. 
4.1.2    Struktur Organisasi v  
Komisaris :
 Presiden Komisaris                             : Juni Setiawati Wonowidjojo
 Komisaris Independen                        : Yudiono Muktiwidjojo
 : Frank Willem Van Gelder
 : Hadi Soetirto
 : Lucas Mulia Suhardja
 v  
Direksi :
 Presiden Direktur                                : Susilo Wonowidjojo
 : Heru Budiman
 : Edijanto
 : Buntoro Turutan
 : Fajar Sumeru
 : Herry Susianto
 : Buana Susilo 
4.2       Hasil Penelitian dan Analisis 4.2.1    Analisis  Akuntansi - Rasio Likuiditas
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi.
 Current Ratio = Aktiva Lancar  x 100%
 Hutang Lancar
 Cash Ratio     = Kas + Surat Berharga  x 100%
 Hutang lancar
 Quick Ratio   = Aktiva Lancar – Persediaan  x 100%
 Hutang Lancar
 v  Current Ratio Maret 2004 = %
 Keterangan : Current Ratio pada bulan maret 2004 adalah sebesar  202,39%. Maka pada saat perusahaan memiliki kewajiban Rp 1,- yang harus  dibayarkan pada waktu kurang dari setahun, perusahaan mempunyai asset  lancar sebesar Rp 2023,9. 
 Cash Ratio Maret 2004 =
 Keterangan : Cash Ratio pada bulan maret 2004 sebesar 10,52%. Maka   jika perusahaan harus membayar hutang jangka pendeknya sebesar Rp  1,-dengan kas dan surat berharga yang dimilikinya maka perusahaan  memiliki kas dan surat berharga sebesar 105,2 
 Quick Ratio Maret 2004 =
 Keterangan : Quick Ratio pada bulan maret 2004 sebesar 44,42%, maka  perusahaan dapat memenuhi hutang lancarnya dalam sebesar Rp 1,- dengan  menggunakan alat yang paling likuid sebesar 444,2.
 v  Current Ratio Juni 2004 =
 Cash Ratio Juni 2004 =
 Quick Ratio Juni 2004 =
 Dengan perhitungan yang sama, akan memberikan hasil sebagai berikut : 
Tabel 4.1 Perhitungan Current Ratio, Cash Ratio, dan Quick Ratio PT. GUDANG GARAM Tbk Tahun 2004 s/d 2011 per triwulan | Tahun | Current Ratio | Cash Ratio | Quick Rasio | 
| Maret 2004 | 202,39% | 10,52% | 44,42% | 
| Juni 2004 | 179,78% | 9,36% | 37,33% | 
| September 2004 | 166,93% | 9,03% | 39,85% | 
| Desember 2004 | 168,49% | 8,32% | 32,65% | 
| Maret 2005 | 181,20% | 8,87% | 34,67% | 
| Juni 2005 | 166,73% | 10,01% | 34,46% | 
| September 2005 | 163,48% | 3,91% | 38,73% | 
| Desember 2005 | 173,29% | 6,45% | 31,41% | 
| Maret 2006 | 185,62% | 4,10% | 31,51% | 
| Juni 2006 | 181,06% | 5,13% | 35,78% | 
| September 2006 | 174,42% | 4,87% | 42,04% | 
| Desember 2006 | 188,62% | 6,66% | 40,31% | 
| Maret 2007 | 213,96% | 5,69% | 43,52% | 
| Juni 2007 | 195,21% | 4,99% | 40,92% | 
| September 2007 | 196,74% | 11,15% | 58,53% | 
| Desember 2007 | 193,48% | 7,12% | 42,15% | 
| Maret 2008 | 199,59% | 9,80% | 40,28% | 
| Juni 2008 | 190,27% | 6,08% | 41,75% | 
| September 2008 | 198,23% | 7,25% | 45,98% | 
| Desember 2008 | 221,74% | 15,76% | 45,36% | 
| Maret 2009 | 242,52% | 20,62% | 55,16% | 
| Juni 2009 | 227,89% | 31,85% | 46,62% | 
| September 2009 | 231,72% | 20,59% | 34,00% | 
| Desember 2009 | 245,99% | 17,24% | 34,31% | 
| Maret 2010 | 313,41% | 22,59% | 43,56% | 
| Juni 2010 | 260,74% | 20,49% | 35,57% | 
| September 2010 | 274,35% | 16,82% | 34,12% | 
| Desember 2010 | 270,08% | 16,49% | 32,23% | 
| Maret 2011 | 403,52% | 27,60% | 51,84% | 
| Juni 2011 | 286,85% | 28,01% | 45,57% | 
| September 2011 | 256,31% | 17,87% | 31,53% | 
| Desember 2011 | 224,48% | 8,73% | 17,45% | 
Sumber : Hasil pengolahan penulis  
- Rasio Solvabilitas
Rasio ini digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan untuk  memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.
 Debt to Asset Ratio = Total Hutang  x 100%
 Total Aktiva
 Debt to Equity Ratio = Total Hutang  x 100%
 Modal Sendiri
 Time Interest Earning =      EBIT
 Beban Bunga 
 v  Debt to Asset Ratio maret 2004 = 6032074  x 100% = 34,39%
 17539870
 Keterangan : Debt to Asset Ratio pada maret 2004 sebesar 34,39% yang  artinya perusahaan dapat memenuhi kewajiban atau hutangnya sebesar  34,39% dari aktiva yang dimiliki perusahaan apabila perusahaan  dilikuidasi. 
 Debt to Equity Ratio maret 2004 = 6032074  x 100% = 52,46%
 11495321
 Keterangan : Debt to Equity Ratio pada bulan maret 2004 sebesar  52,46% yang artinya perusahaan dapat membayar hutangnya sebesar 52,46%  dari modal yang dimiliki perusahaan apabila perusahaan dilikuidasi. 
 Time Interest Earning maret 2004 = 1227053  =  17,10
 71768
 Keterangan : Jadi perusahaan dapat membayar beban bunga sebesar 17,10% dengan laba kotor. 
 v  Debt to Asset Ratio juni 2004 = 6898215  x 100% = 37,76%
 18270327
 Debt to Equity Ratio Juni 2004 = 6898215  x 100% = 60,73%
 11359464
 Time Interest Earning Juni 2004 = 2404375  = 19,40 
 Dengan perhitungan yang sama, akan memberikan hasil sebagai berikut :       
Tabel 4.2 Perhitungan Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio dan Time Interest Earning PT. GUDANG GARAM Tbk Tahun 2004 s/d 2011 per triwulan  | Tahun | Debt to Asset Ratio (%) | Debt to Equity Ratio (%) | Time Interest Earning | 
| 2004 Maret | 34,39 | 52,47 | 17,10 | 
| 2004 Juni | 37,76 | 60,73 | 19,40 | 
| 2004 September | 41,96 | 72,37 | 18,37 | 
| 2004 Desember | 40,76 | 68,89 | 14,68 | 
| 2005 Maret | 37,15 | 59,16 | 11,45 | 
| 2005 Juni | 40,78 | 68,98 | 13,53 | 
| 2005 September | 43,23 | 76,24 | 13,29 | 
| 2005 Desember | 40,68 | 68,65 | 9,87 | 
| 2006 Maret | 38,24 | 61,99 | 7,09 | 
| 2006 Juni | 39,04 | 64,12 | 7,86 | 
| 2006 September | 42,33 | 73,49 | 8,38 | 
| 2006 Desember | 39,38 | 65,05 | 7,83 | 
| 2007 Maret | 35,01 | 53,92 | 13,38 | 
| 2007 Juni | 38,74 | 63,31 | 14,16 | 
| 2007 September | 39,21 | 64,58 | 16,38 | 
| 2007 Desember | 40,91 | 69,33 | 15,17 | 
| 2008 Maret | 39,24 | 64,66 | 10,07 | 
| 2008 Juni | 41,60 | 71,29 | 11,07 | 
| 2008 September | 40,23 | 67,34 | 10,80 | 
| 2008 Desember | 35,53 | 55,12 | 9,32 | 
| 2009 Maret | 32,82 | 48,86 | 11,46 | 
| 2009 Juni | 34,80 | 53,58 | 12,71 | 
| 2009 September | 34,19 | 52,18 | 15,08 | 
| 2009 Desember | 32,49 | 48,35 | 16,09 | 
| 2010 Maret | 25,88 | 35,11 | 30,25 | 
| 2010 Juni | 30,67 | 44,46 | 41,15 | 
| 2010 September | 29,77 | 42,64 | 39,32 | 
| 2010 Desember | 30,65 | 44,19 | 37,21 | 
| 2011 Maret | 21,21 | 26,91 | 47,96 | 
| 2011 Juni | 28,58 | 40,02 | 67,66 | 
| 2011 September | 32,30 | 47,71 | 57,73 | 
| 2011 Desember | 37,19 | 59,21 | 40,04 | 
Sumber : Hasil pengolahan penulis  
- Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan  dalam menciptakan tingkat keuntungan yang baik dalam bentuk laba  perusahaan maupun modal sendiri.
 Net Profit Margin = Laba bersih setelah pajak  x 100%
 Penjualan
 Return on Asset = Laba bersih setelah pajak  x 100%
 Total Aktiva
 Rate of Return = Laba bersih setelah pajak  x 100%
 Jumlah Modal Sendiri
 v  Net Profit Margin maret 2004 = 524450  x 100% = 8,65%
 6062177
 Keterangan : Net Profit Margin pada bulan maret tahun 2004 sebesar  8,65%, artinya setiap penjualan senilai Rp 1000,-, maka akan  menghasilkan laba sebesar Rp 86,5 
 Return on Asset maret 2004 = 524450  x 100% = 2,99%
 17539870
 Keterangan : Return on Asset pada bulan maret 2004 sebesar 2,99%  artinya setiap Rp 1.000,- asset yang dioperasikan dapat menghasilkan  laba bersih sebesar Rp 29,9 
 Rate of Return maret 2004 = 524450  x 100% = 4,56%
 11495321
 Keterangan : Rate of Return pada bulan maret 2004 sebesar 4,56%  artinya setiap Rp 1.000,- modal yang dikeluarkan maka akan menghasilkan  laba sebesar Rp 45,6
 v  Net Profit Margin juni 2004 = 965820  x 100% = 8,09%
 11942297
 Return on Asset juni 2004 = 965820  x 100% = 5,29%
 18270327
 Rate of Return juni 2004 = 965820  x 100% = 8,50%
 11359464
 Dengan perhitungan yang sama, akan memberikan hasil sebagai berikut : 
Tabel 4.3 Perhitungan Net Profit Margin, Return on Asset, dan Rate of Return PT. GUDANG GARAM Tbk Tahun 2004 s/d 2011 per triwulan | Tahun | NPM | ROA | ROR | 
| 2004 Maret | 8,65% | 2,99% | 4,56% | 
| 2004 Juni | 8,09% | 5,29% | 8,50% | 
| 2004 September | 8,05% | 7,39% | 12,75% | 
| 2004 Desember | 7,37% | 8,69% | 14,69% | 
| 2005 Maret | 8,74% | 2,53% | 4,03% | 
| 2005 Juni | 8,69% | 5,15% | 8,71% | 
| 2005 September | 8,36% | 7,16% | 12,63% | 
| 2005 Desember | 7,61% | 8,54% | 14,41% | 
| 2006 Maret | 4,17% | 1,18% | 1,91% | 
| 2006 Juni | 4,30% | 2,61% | 4,29% | 
| 2006 September | 4,39% | 3,97% | 6,90% | 
| 2006 Desember | 3,83% | 4,64% | 7,66% | 
| 2007 Maret | 6,24% | 1,94% | 2,98% | 
| 2007 Juni | 5,29% | 3,25% | 5,31% | 
| 2007 September | 5,59% | 5,32% | 8,76% | 
| 2007 Desember | 5,13% | 6,03% | 10,22% | 
| 2008 Maret | 4,87% | 1,41% | 2,32% | 
| 2008 Juni | 5,92% | 3,58% | 6,13% | 
| 2008 September | 6,38% | 5,93% | 9,93% | 
| 2008 Desember | 6,22% | 7,81% | 12,12% | 
| 2009 Maret | 10,20% | 3,22% | 4,79% | 
| 2009 Juni | 9,51% | 5,72% | 8,80% | 
| 2009 September | 10,52% | 9,37% | 14,29% | 
| 2009 Desember | 10,48% | 12,69% | 18,88% | 
| 2010 Maret | 10,79% | 3,56% | 4,82% | 
| 2010 Juni | 9,89% | 6,52% | 9,45% | 
| 2010 September | 11,14% | 10,68% | 15,29% | 
| 2010 Desember | 48,24% | 13,49% | 19,45% | 
| 2011 Maret | 11,74% | 3,91% | 4,96% | 
| 2011 Juni | 11,72% | 7,56% | 10,59% | 
| 2011 September | 12,55% | 11,09% | 16,37% | 
| 2011 Desember | 11,84% | 12,68% | 20,19% | 
Sumber : Hasil pengolahan penulis
 Perhitungan lebih mendetail mengenai hasil seluruh perhitungan di atas akan dilampirkan pada lampiran tabel L1 – L9  
4.2.2    Uji Asumsi Klasik Dalam pengujian untuk mengetahui hasil estimasi regresi maka  diperlukan uji normalitas terlebih dahulu kemudian uji asumsi klasik  agar diketahui apakah hasilnya bebas dari gejala multikolinearitas,  heteroskedastisitas, autokorelasi. Pengujian yang dihasilkan adalah  sebagai berikut : 
- Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini 
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Data yang dikatakan normal  apabila nilai signifikansi di atas 0,05. Uji normalitas yang diperoleh  sebagai berikut : 
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Data  | Tests of Normality | 
|  | Kolmogorov-Smirnova | Shapiro-Wilk | 
|  | Statistic | df | 
 | Statistic | df | 
 | 
| harga_saham | .076 | 32 | .200* | .985 | 32 | .930 | 
| likuiditas | .138 | 32 | .128 | .952 | 32 | .163 | 
| solvabilitas | .076 | 32 | .200* | .970 | 32 | .494 | 
| profitabilitas | .101 | 32 | .200* | .968 | 32 | .444 | 
| a. Lilliefors Significance Correction |  |  |  | 
| *. This is a lower bound of the true significance. |  |  | 
Dari tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test diperoleh angka  probabilitas dari masing – masing variabel yang diuji. Nilai tersebut  akan dibandingkan dengan 0,05 untuk pengambilan keputusan dengan  kriteria:
 v  Nilai Sig. Atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 distribusi data adalah tidah normal
 v  Nilai Sig. Atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 distribusi data adalah normal.
 Berdasarkan output di atas dapat dilihat dalam kolom  Kolmogorov-Smirnov diketahui bahwa nilai signifikansi untuk harga saham  sebesar 0.200 , rasio likuiditas sebesar 0.128 , rasio solvabilitas  sebesar 0.200 dan rasio profitabilitas sebesar 0.200. Karena seluruh  variabel lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data harga  saham, likuiditas, solvabilitas, profitabilitas terdistribusi normal.
 Berdasarkan tabel di atas untuk data harga saham dapat dilihat hasil  Shapiro-Wilk yang menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,930. Nilai  tersebut lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data harga  saham terdistribusi normal.
 Berdasarkan tabel di atas untuk data likuiditas dapat dilihat hasil  Shapiro-Wilk yang menunjukkan hasil signifikansi sebesar 0,163. Nilai  tersebut lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data  likuiditas tersebut terdistribusi normal.
 Berdasarkan tabel di atas untuk data solvabilitas dapat dilihat hasil  Shapiro-Wilk yang menunjukkan hasil signifikansi sebesar 0,494. Nilai  tersebut lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data  solvabilitas tersebut terdistribusi normal.
 Berdasarkan tabel di atas untuk data profitabilitas dapat dilihat  hasil Shapiro-Wilk yang menunjukkan hasil signifikansi sebesar 0,444.  Nilai tersebut lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data  profitabilitas tersebut terdistribusi normal.  
Gambar 4.1 Grafik Normal Probability Plot  Berdasarkan gambar 4.1 grafik normal probability plot terlihat titik –  titik menyebar disekitar garis diagonal serta menyebarnya mengikuti  arus garis diagonal. Hal tersebut menunjukkan bahwa pola atau arah  hubungan antara variabel X dengan variabel Y adalah searah (positif) dan  linier. Dalam hal ini menunjukkan bahwa model regresi layak digunakan  karena memenuhi asumsi normalitas.  
- Uji Asumsi Klasik
Setelah dilakukan uji normalitas, langkah selanjutnya kita harus  melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu, baru kemudian dilanjutkan  ke uji regresi. Berikut hasil uji asumsi klasik :
 v  Uji Multikolinearitas
 Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya  hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Hal  tersebut dapat dilihat dari nilai tolerance atau nilai variance  inflation faktor (VIF). Untuk menentukan tidak adanya multikolinearitas  adalah nilai tolerance ≥ 0,10 atau nilai VIF ≤ 10. Hasil yang diperoleh  dari pengujian sebagai berikut:  
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas   Model regresi yang baik seharusnya bebas multikolinearitas atau tidak  terjadi korelasi antara variabel independen. Uji Multikolinearitas  dapat dilihat dari : 
- Nilai tolerance harus lebih besar dari 0,1 atau
- Nilai Variance Infaltion Factor (VIF) lebih kecil dari 10
Berdasarkan tabel coefficients di atas diketahui bahwa nilai  tolerance likuiditas sebesar 0.970, solvabilitas sebesar 0.823, dan  profitabilitasnya sebesar 0.806 menunjukkan nilai tolerance lebih besar  dari 0.10. Begitu pula dengan nilai VIF likuiditas sebesar 1.031,  solvabilitas sebesar 1.215, profitabilitas sebesar 1.240. nilai VIF dari  ketiga rasio tersebut menunjukkan lebih kecil dari 10. Maka dapat  disimpulkan bahwa ketiga rasio tersebut bebas dari masalah  multikolinieritas yang berarti tidak terjadi korelasi diantara variabel  independent. 
 v  Uji Heteroskedastisitas
 Uji Heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji Scatter  Plot untuk menentukan ada atau tidaknya masalah dalam  heteroskedastisitas. Jika pola jelas dan titik menyebar dengan di atas  dan di bawah angka nol maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil uji  heteroskedastisitas yang diperoleh adalah sebagai berikut :  
Gambar 4.2       Diagram Scatter Plot  Dari gambar 4.2 grafik scatterplot menunjukkan bahwa titik – titik  menyebar secara acak dan baik di atas dan di bawah angka nol pada sumbu  Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala  heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak  digunakan untuk penelitian. 
 v  Uji Autokorelasi
 Uji autoorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi yang terjadi. 
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi  | Model Summaryb | 
| Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate | Durbin-Watson | 
| 1 | .401a | .161 | .071 | 2932.56986 | 1.056 | 
| a. Predictors: (Constant), profitabilitas, likuiditas, solvabilitas |  | 
| b. Dependent Variable: harga_saham |  |  | 
 Berdasarkan tabel 4.6 diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 1,056.  Nilai tersebut akan dibandingkan dengan nilai tabel Durbin-Watson dengan  signifikansi 0,05 dengan jumlah data (n) = 32, dan jumlah variabel  independen (k) = 3. Maka diperoleh nilai dl sebesar 1,244 dan du sebesar  1,650. Karena nilai DW (1,056) berada pada daerah autokorelasi positif  dalam model regresi yang berarti dalam model regresi tidak ada korelasi  antara kesalahan pada periode sebelumnya.       
Gambar 4.3 Gambar Diagram Uji Autokorelasi         0                             dl          du                                        4-du    4-dl
 1,244     1,650                                     2,350  2,750 
4.2.3    Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Hasil dari uji regresi yang dilakukan oleh peneliti, yaitu diperoleh  seperti data yang telah dijelaskan di atas, data yang diteliti sudah  normal dan telah melewati uji asumsi klasik, untuk selanjutnya uji  regresi berganda. Dengan analisis regresi berganda ini yaitu untuk  mengetahui pengaruh antara rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio  profitabilitas sebagai variabel bebas (X) terhadap harga saham sebagai  variabel terikat (Y). Dalam mempermudah hitungan untuk regresi, maka  penulis menggunakan software SPSS 17. Berikut hasil yang diperoleh dari  pengolahan data dengan menggunakan SPSS 17 : 
- Persamaan Regresi
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda Dari tabel 4.7 diperoleh persamaan regresi variabel likuiditas, rasio  solvabilitas, dan rasio profitabilitas terhadap harga saham adalah  sebagai berikut :
 Y = 7991,215 + 89,685X
1 – 115,706X
2 + 130,734X
3 v  Nilai konstanta sebesar 7991,215 menyatakan jika variabel – variabel independen yaitu rasio likuiditas (X
1), rasio solvabilitas (X
2), dan rasio profitabilitas (X
3) dianggap konstan, maka harga saham (Y) adalah sebesar 7991,215
 v  Koefisien regresi variabel likuiditas (X
1) bertanda  positif sebesar 89,685. Hal tersebut menunjukkan jika terjadi kenaikan  1% pada variabel likuiditas maka akan menyebabkan harga saham naik  sebesar 89,685 sehingga menjadi 8081,185 dengan asumsi bahwa variabel  yang lainnya tetap.
 v  Koefisien regresi variabel solvabilitas (X
2) bertanda  negatif sebesar 115,706. Hal tersebut menunjukkan jika terjadi penurunan  1% pada variabel solvabilitas maka akan menyebabkan harga saham turun  sebesar 115,706 sehingga menjadi 7875,509 dengan asumsi bahwa variabel  yang lainnya tetap.
 v  Koefisien regresi variabel profitabilitas (X
3) bertanda  positif sebesar 130,734. Hal tersebut menunjukkan jika terjadi  kenaikkan 1% ada variabel profitabilitas maka akan menyebabkan harga  sahamnya naik sebesar 130,734 sehingga menjadi 8121,949 dengan asumsi  bahwa variabel yang lainnya tetap.  
- Koefisien Determinasi 
Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi| Model Summaryb | 
| Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate | Durbin-Watson | 
| 1 | .401a | .161 | .071 | 2932.56986 | 1.056 | 
| a. Predictors: (Constant), profitabilitas, likuiditas, solvabilitas |  | 
| b. Dependent Variable: harga_saham |  |  | 
 Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh nilai determinasi atau R
2 (R  Square) sebesar 0,071 atau 7,1%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase  pengaruh variabel independen ( Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas )  terhadap variabel dependen hanya sebesar 7,1%. Berarti peran rasio  Likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas sangat kecil terhadap harga  saham. Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan pula hasil standard  error of the estimate sebesar 2932,56. Hal ini menunjukkan bahwa  banyaknya kesalahan dalam prediksi tersebut hanya sebesar 29,32 %.  
-  Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (uji t)
Uji koefisien regresi secara parsial (uji t) digunakan untuk  mengetahui apakah dalam model regresi secara satu per satu variabel  independen (X
1,X
2,X
3) berpengaruh atau  tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y).  Hasil uji t dapat dilihat pada hasil olahan SPSS sebagai berikut :  
Tabel 4.9 Hasil Uji Regresi Secara Parsial Untuk menentukan apakah ada pengaruh atau tidak secara signifikan dapat dilihat pada tabel 4.9 tersebut.
 v  
Pengujian Hipotesis Likuiditas - Ho      : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio likuiditas terhadap harga saham.
Ha  :  Terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio likuiditas terhadap harga saham. 
- α = 5% / 2 = 2,5% (0,025)
- Nilai Hitung = 1,989
- Menentukan nilai tabel = (α,df)
df = n-k-1 = 32 – 3 – 1 = 28
 α = 0,025
 nilai kritis = (0,025 ; 28) = 2,048 
- Ho diterima jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
Ha diterima jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel 
- Gambar
Gambar 4.4  Gambar Pengujian Pengaruh Likuiditas Ho
 Ha                                                  Ha
 -2,048    -1,989    0   1,989         2,048  
- Keputusan
Ho diterima, karena berdasarkan gambar 4.4 nilai hitung sebesar 1,989  dengan nilai tabel 2,048. Sehingga menimbulkan Ho yang diterima karena  nilai hitungnya berada di daerah Ho. 
- Kesimpulan
Secara parsial rasio likuiditas tidak terdapat pengaruh yang  signifikan terhadap harga saham, karena Ho diterima dan nilai t hitung  < t tabel (1,989 < 2,048 ).   
 v  
Pengujian Hipotesis Solvabilitas - Ho  : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio solvabilitas terhadap harga saham.
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio solvabilitas terhadap harga saham. 
- α = 5% / 2 = 2,5% (0,025)
- Nilai Hitung = – 0,870
- Menentukan nilai tabel = (α,df)
df = n-k-1 = 32 – 3 – 1 = 28
 α = 0,025
 nilai kritis = (0,025 ; 28) = 2,048 
- Ho diterima jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
Ha diterima jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel 
- Gambar
Gambar 4.5 Gambar Pengujian Pengaruh Solvabilitas Ho
 Ha                                                  Ha
 -2,048    -0,870    0                  2,048  
- Keputusan
Ho diterima, karena berdasarkan gambar 4.5 nilai hitung sebesar  -0,870 dengan nilai tabel 2,048. Sehingga menimbulkan Ho yang diterima  karena nilai hitungnya berada di daerah Ho. 
- Kesimpulan
Secara parsial rasio solvabilitas tidak terdapat pengaruh yang  signifikan terhadap harga saham, karena Ho diterima dan nilai –t hitung  > -t tabel (-0,870 > -2,048 ).
 v  
Pengujian Hipotesis Profitabilitas - Ho  : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio profitabilitas terhadap harga saham.
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio profitabilitas terhadap harga saham. 
- α = 5% / 2 = 2,5% (0,025)
- Nilai Hitung = 0,571
- Menentukan nilai tabel = (α,df)
df = n-k-1 = 32 – 3 – 1 = 28
 α = 0,025
 nilai kritis = (0,025 ; 28) = 2,048 
- Ho diterima jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
Ha diterima jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel 
- Gambar
Gambar 4.6 Gambar Pengujian Pengaruh Profitabilitas Ho
 Ha                                                  Ha
 -2,048                 0     0,571        2,048  
- Keputusan
Ho diterima, karena berdasarkan gambar 4.6 nilai hitung sebesar 0,571  kurang dari nilai tabel 2,048. Sehingga menimbulkan Ho yang diterima  karena nilai hitungnya berada di daerah Ho. 
- Kesimpulan
Secara parsial rasio profitabilitas tidak terdapat pengaruh yang  signifikan terhadap harga saham, karena Ho diterima dan nilai t hitung  < t tabel (0,571 > 2,048 ). 
- Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara  simultan atau bersama – sama berpengaruh secara signifikan atau tidak  terhadap variabel dependen. Hasil uji f dapat dilihat dari hasil olahan  SPSS pada output ANOVA sebagai berikut : 
Tabel 4.10 Hasil Uji Regresi Secara Simultan  | ANOVAb | 
| Model | Sum of Squares | df | Mean Square | F | 
 | 
| 1 | Regression | 4.618E7 | 3 | 1.539E7 | 1.790 | .172a | 
| Residual | 2.408E8 | 28 | 8599966.004 |  |  | 
| Total | 2.870E8 | 31 |  |  |  | 
| a. Predictors: (Constant), profitabilitas, likuiditas, solvabilitas |  |  | 
| b. Dependent Variable: harga_saham |  |  |  | 
 v  
Pengujian Hipotesis Secara Simultan - Ho :  Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio  likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas secara simultan  terhadap harga saha,
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio likuiditas, rasio  solvabilitas, rasio profitabilitas secara simultan terhadap harga  saham. 
- α = 5%
df
1 = 4 – 1 = 3
 df
2 = 32 – 3 – 1 = 28
 nilai kritis (0,05 ; 3 ; 28) = 2,947 
- nilai hitung = 1,790
- Ho diterima bila F hitung ≤ F tabel
Ho ditolak bila F hitung > F tabel  
- Gambar
Gambar 4.7 Gambar Pengujian Secara Simultan Ho diterima            Ha diterima
 0               1,790                              2,947 
- Keputusan
Ho diterima berdasarkan gambar 4.7. Karena nilai hitung kurang dari  nilai tabel. Sehingga menimbulkan Ho diterima karena nilai hitung berada  didaerah Ho. 
- Kesimpulan
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio likuiditas,  rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas terhadap harga saham,  karena Ho diterima dan nilai F hitung kurang dari nilai tabel.  
4.3              Rangkuman Hasil Penelitian Berikut ini akan disajikan rangkuman hasil penelitian yang terdiri  dari tabel untuk menganalisis hasil regresi yang diperoleh. Hasil  penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat dilihat pada tabel berikut :    
Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis | Variabel Independen (X) | Harga Saham (Y) | 
| t Hitung | Perbandingan | t tabel | Sig | Pengaruhnya | 
| Rasio Likuiditas | 0,1989 | < | 2,048 | 0,057 | tidak berpengaruh | 
| Rasio Solvabilitas | -0,870 | < | 2,048 | 0,392 | tidak berpengaruh | 
| Rasio Profitabilitas | 0,571 | < | 2,048 | 0,573 | tidak berpengaruh | 
| Simultan | 1,790 | < | 2,947 | 0,172 | tidak berpengaruh | 
Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat hasil t hitung dan t tabelnya. t  hitung kurang dari nilai tabelnya. Baik secara parsial maupun simultan  menghasilkan kesimpulan bahwa tidak ada pengaruh antara rasio  likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas terhadap harga  saham. Dapat kita lihat pula dengan nilai signifikannya, jika nilainya  lebih dari 0,05 maka Ho yang akan diterima yang artinya bahwa tidak ada  pengaruhnya.   
BAB V PENUTUP 5.1       Kesimpulan             Berdasarkan uraian dan pembahasan bab – bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa : 
- Berdasarkan pengujian dari bab sebelumnya, hasil pengujian secara  parsial menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara rasio  likuiditas terhadap harga saham pada PT. Gudang Garam, Tbk
- Berdasarkan pengujian dari bab sebelumnya, hasil pengujian secara  parsial menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara rasio  solvabilitas terhadap harga saham pada PT. Gudang Garam, Tbk
- Berdasarkan pengujian dari bab sebelumnya, hasil pengujian secara  parsial menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara rasio  profitabilitas terhadap harga saham pada PT. Gudang Garam, Tbk
- Hasil pengujian secara simultan atau bersama – sama menunjukkan    bahwa rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas  tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
5.2       
Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan beberapa saran  yang dapat penulis berikan yang sekiranya dapat dijadikan sebagai  masukan atau rekomendasi baik bagi perusahaan maupun bagi investor  sebagai berikut : 
- Bagi perusahaan diharapkan agar mampu lebih meningkatkan sisi  likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas perusahaan PT. Gudang  Garam, Tbk
- Bagi para investor yang akan menanamkan sahamnya tetap harus  mempertimbangkan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio  profitabilitas yang akan menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil  keputusan dalam berinvestasi, karena rasio likuiditas, rasio  solvabilitas, rasio profitabilitas merupakan suatu penilaian kinerja  keuangan dari suatu perusahaan yang bersangkutan. Tapi bukan hanya  kinerja keuangan perusahaan yang bersangkutan saja yang perlu  diperhatikan melainkan faktor – faktor lain yang mempengaruhi harga  saham, yaitu seperti tingkat suku bunga, kebijakan moneter dan fiskal,  kondisi perekonomian, keadaan politik, dan situasi bisnis internasional.
DAFTAR PUSTAKA Abdul, halim. 2005. 
Analisis Investasi, Edisi Kedua. Jakarta : Salemba Empat.
 Agus, Harjito. 2011. 
Manajemen Keuangan, Edisi Kedua. Yogyakarta : EKONISIA.
 Ali, Machmud. 1994. 
Pengantar Akuntansi 1, Edisi Satu. Jakarta : Universitas Gunadarma.
 Atmaja, Lukas Setia. 2002. 
Manajemen Keuangan, Edisi Revisi. Yogyakarta : Andi
 Dermawan, Sjahrial. 2012. 
Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi Keempat. Jakarta : Mitra Wacana Media.
 Duwi, Priyatno. 2009. 
5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17. Yogyakarta : C.V Andi Offset.
 Duwi, Priyatno. 2010. 
Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS, Edisi Pertama. Yogyakarta : MediaKom.
 Farah, Margaretha. 2011. 
Manajemen Keuangan. Jakarta : Erlangga
 Jonathan, Sarwono. 2006. 
Analisis Data Penelitian mengunakan SPSS. Yogyakarta : C.V Andi Offset.
 Kardiman. 2006. 
Prinsip – Prinsip Akuntansi. Edisi Pertama. Jakarta : PT. Ghalia Indonesia.
 Kasmir. 2009. 
Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawali Pers.
 S, Munawir. 1995. 
Analisis Laporan Keuangan, Edisi Empat. Yogyakarta : Liberty.
 Sutrisno. 2000. 
Manajemen Keuangan, Teori, Konsep dan Aplikasi, Edisi Pertama. Yogyakarta : EKONISIA.
 Tampubolon, Manahan. 2004. 
Manajemen Keuangan, Edisi Pertama. Jakarta : Ghalia Indonesia.
 Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin. 2006. 
Pasar Modal di Indonesia, Edisi Kedua. Jakarta : Salemba Empat.
 Lastari, Jumayanti Indah (2004), 
Analisis Fundamental Sebagai  Dasar Pengambilan Keputusan Investasi Terhadap Saham Emiten Perdagangan  Retail Periode 2001 Sampai 2003, 
Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, No.2, Jilid 9, Tahun 2004             http://repository.gunadarma.ac.id:8000/Hotniar_131-135_645.pdf  www.idx.co.id www.google.co.id http://www.gudanggaram.co.id http://www.duniainvestasi.com