Batu Bacan telah merajai perdagangan batu mulia di Indonesia pada satu dasawarsa terakhir. Harganya pun melonjak drastis hinggal 50 kali lipat dibandingkan 10 tahun lalu, saat Mang Okim mengeksplorasi Kepulauan Bacan.
Batu Bacan sendiri memiliki nama Chrysocolla Quartz atau Chrysocolla Chalcedony. Dinamakan demikian, karena komposisi batu Bacan didominasi mineral Kuarsa atau Kalsedon dengan kontaminasi mineral Krisokola.
Batu Bacan sendiri memiliki unsur dominan Silika dan Tembaga. Hal inilah yang membuatnya dinamai Chrysocolla Quartz atau Chrysocolla Chalcedony.
Proses alamiah pembentukan Batu Bacan sendiri masih teka-teki bagi Mang Okim. Adapun bintik-bintik hitam di dalamnya merupakan mineral bijih Tembaga yang merupakan hasil proses sekunder. Bintik-bintik tersebut bisa jadi mineral Kuprit (Cu2O) atau Tembaga Alam (Cu).
Hilangnya bintik-bintik hitam tersebut seiring berjalannya waktu, diperkirakan karena proses oksidasi atau temperatur. Mang Okim pernah menggoreng Batu Bacan hitam. Ternyata, warnanya berubah menjadi hijau kebiruan. Hanya saja, kejernihannya tidak penuh, seperti halnya Batu Bacan Kristal tanpa proses. Demikian juga dengan berubahnya warna hitam menjadi hijau kebiruan. Hal ini merupakan proses alamiah batu Bacan.
sumber : http://blog.gemafia.co.id/2014/06/05/batu-bacan-dan-kekayaan-logam-pulau-bacan/
No comments:
Post a Comment