Pages

Friday, November 25, 2011

Membuka Usaha Mebel Segmen Pelajar


Status Kota Jogja sebagai kota pelajar banyak memberikan peluang bagi banyak orang, salah satunya adalah membukausaha meubel untuk keperluan pelajar dan mahasiswa. karena sebagian  penduduk kota Jogja  adalah perantau atau anak kos. Mereka membutuhkan banyak barang kebutuhan yang tidak mungkin atau kurang efektif bila membawa dari tempat asal untuk mengisi kamar kos mereka. Kebutuhan tersebut antara lain meja belajar, rak buku, lemari dan dipan (tempat tidur) yang berbahan kayu.
Konsumen 
Sebagian besar konsumennya adalah mahasiswa yang menimba ilmu di Jogja. Tak jarang pula dari kota sekitarnya seperti Solo dan Semarang yang datang berombongan karena produk-produk ini jarang diperoleh, bila adapun harganya cukup mahal. Selain itu bila membeli di Jogja bisa berwisata sekaligus.
Info bisnis
Hal inilah yang dijadikan peluang bisnis oleh orang-orang yang mempunyai keahlian sebagai tukang kayu, termasuk Pak Gono. Memulai usaha sejak tahun 1985, laki-laki asli Bantul ini memproduksi barang-barang tersebut di rumahnya dan sebagian lagi di kios, sekaligus tempat berdagangnya.
Produk –produk yang dihasilkan 
Produk yang dihasilkan antara lain rak buku, lemari, meja belajar dan dipan dengan berbagai ukuran dan model. Bentuk, ukuran serta model produk-produknya menyesuaikan tren pasar dan pesanan bila ada. Bahan kayu yang dipakai adalah jenis sengon laut atau abasia. Kayu tersebut awalnya diperoleh dari Temanggung, tetapi sekarang disuplai dari Boyolali. Sedangkan bahan pendukung antara lain pewarna buatan dan paku. Pewarna buatan merupakan hasil campuran serlak, oker dan bensin. Jumlah kebutuhan bahan baku antara lain :
BAHAN BAKU                JUMLAH                   HARGA

Kayu                500-800 lembar/bulan      Rp5500,-/lembar

Bensin              5liter/hari               Rp4500,-/liter

Serlak              3 kg/hari                 Rp8000,-/kg

Oker                2 kg/hari                 Rp12.000,-/kg

Paku                3 kg/hari                 Rp12.000,-/kg
Saat pengerjaannya, Pak Gono dibantu oleh 4 orang tenaga kerja dimana 2 orang bagian produksi yang dilakukan di rumahnya, di Bantul, sedangkan 2 orang lagi bagian finishing di kiosnya. Masing-masing karyawannya mendapatkan upah Rp20.000 – Rp25.000 per hari. Awalnya, produk didesain sesuai dengan model yang sedang tren atau inovasi. Kemudian dilakukan pengukuran dan penggambaran pada lembaran kayu, setelah gambar siap kayu dipotong. Setelah lembaran kayu dipotong, dilakukan penyerutan sesuai dengan desain.
Bagian-bagian yang sudah siap disatukan dengan cara dipaku. Ketika produk sudah jadi, dilakukan proses finishing. Produk dihaluskan menggunakan amplas, kemudian setelah halus, produk diberi warna dengan plitur atau cat buatan sesuai motif yang direncanakan. Kemampuan produksinya, untuk rak dengan berbagai ukuran mencapai 6-10 buah/hari, meja ukuran kecil 4-5buah/hari dan besar 3-4buah/hari, lemari 1 buah/hari dan dipan 1 buah /hari.  Kualitas produk yang dihasilkan rata-rata standar dengan produk lain, hanya saja Pak Gono kadang memberi harga yang murah, selisih Rp5000,- atau kurang untuk menutup biaya produksi.
Untuk harga jualnya :

PRODUK                  UKURAN              HARGA

Rak buku                kecil             Rp30.000,-

Besar                                     Rp45.000,-

Rak kombinasi           kecil             Rp60.000,-

dengan lemari           sedang            Rp100.000,-

besar(pesanan)                            Rp120.000,-

Lemari                  kecil 1 pintu     Rp100.000

Sedang 1 pintu                            Rp220.000

Besar 2 pintu+cermin                      Rp280.000

Tempat tidur            standar singel    Rp180.000
Penjualan produk-produk seperti ini sangat musiman, terutama saat musim ajaran baru bagi mahasiswa pada bulan Agustus. Untuk penjualan rak buku rata-rata 2-10 buah /hari, meja terjual 2-10 buah /hari, lemari 1-5 buah/minggu dan dipan +/- 1buah/bulan
Kelebihan bisnis
Bisnis meubel mahasiswa masih jarang ditemukan di kota – kota lain, sehingga pasar konsumen terutama mahasiswa dari luar Jogja menjadi sasaran pasar yang cukup berpotensi. Selain itu untuk memulai bisnis ini, tidak membutuhkan modal besar. Sehingga siapa saja bisa menjalankan bisnis ini, asalkan memiliki keterampilan dalam memproduksi mebel dari kayu.
Kendala Usaha
Kendala yang dihadapi adalah ketika pemasaran dengan banyaknya pemain dan jenis usaha yang musiman. Ke depannya, Pak gono mencoba bertahan dengan apa yang ada karena apabila ingin mengembangkan usahanya tidak terlalu banyak pengaruhnya karena faktor siklus penjualan yang naik turun.
Pemasaran
Untuk memudahkan pemasaran produknya, Pak Gono memilih lokasi yang strategis untuk membuka kios mebelnya yaitu di daerah Ringroad utara, Yogyakarta. Sehingga orang yang lalu lalang di daerah tersebut, mengetahui produknya yang sengaja di display pada sebuah kios. Hal ini bertujuan untuk melancarkan strategi promosi dari mulut ke mulut, karena banyak pembeli yang mengetahui usaha Pak Gono dari rekan maupun kerabatnya.
Selain itu pemasaran produk juga dilakukan dengan membagikan brosur atau pamflet yang berisi informasi produk yang dipasarkan dengan harga mahasiswa. Penekanan harga jual yang sesuai dengan kantong mahasiswa, menarik minat para konsumen yang sebagian besar dari kalangan mahasiswa di sekitar lokasi usaha.
Kunci sukses 
Kunci sukses usaha ini adalah keahlian dalam memproduksi mebel mahasiswa dengan harga yang relative murah, namun tetap berkualitas. Sehingga konsumen yang membeli produk ini pun juga tidak kecewa, karena selain harga yang murah mereka juga mementingkan kualitas produk. Selanjutnya berikan pelayanan khusus dengan menerima pesanan berbagai jenis mebel kayu, sehingga dapat meningkatkan minat beli konsumen. Karena permintaan pasar akan tinggi, pada saat tahun ajaran baru. Maka Pak gono memperbanyak persediaan barang, pasa saat – saat tersebut.
Analisa Ekonomi

Modal awal
Sewa tempat per tahun                       = Rp 10.000.000,00
Peralatan ( gergaji, pasah kayu, palu, dll )         = Rp  2.000.000,00
Bahan baku awal                           = Rp  5.000.000,00+
Total                                       = Rp 17.000.000,00

Penyusutan peralatan setelah dipakai 1 tahun ( 12 bulan )
= 1/12 x Rp 2.000.000,00 = Rp 166.700,00/ bulan
= Rp 166.700,00 : 4 minggu = Rp 41.675,00 / minggu

Pengeluaran per minggu
Bahan Baku :
Kayu          : 200 lembar x Rp  5.500,00    = Rp 1.100.000,00
Bensin        : 35 liter   x Rp  4.500,00    = Rp   157.500,00
Serlak        : 21 kg      x Rp  8.000,00    = Rp   168.000,00
Oker          : 14 kg      x Rp 12.000,00    = Rp   168.000,00
Paku         : 21 kg      x Rp 12.000,00    = Rp   252.000,00+
Total Bahan Baku                             = Rp 1.845.000,00

Tenaga Kerja
Karyawan      : 4 orang x Rp 200.000         = Rp   800.000,00
Biaya penyusutan peralatan                 = Rp    41.675,00 +
Total pengeluaran                            = Rp 2.686.675,00

Pendapatan per minggu
Penjualan  Rak buku     : 5 buah x Rp  40.000,- x 7     = Rp 1.400.000,00
Penjualan Lemari        : 5 buah x Rp 200.000,-         = Rp 1.000.000,00
Penjualan Dipan         : 1 buah x Rp 180.000,-         = Rp   180.000,00
Penjualan meja          : 5 buah x Rp  50.000,- x 7     = Rp 1.750.000,00+

Total Pendapatan                            = Rp 4.330.000,00

Keuntungan per minggu
= Rp 4.330.000,00 - Rp 2.686.675,00        = Rp 1.643.325,00/m

Source  :  bisnisukm.com
Proposal Usaha Terkait  :
Proposal Usaha Mebel Jepara
Proposal Usaha Gypsum
Proposal Usaha Fotocopy

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...